free counters
gravatar

Merah Putih berjaya di San siro Itali

Tadi pagi barusan lihat berita di tv, maklum jarang nonton tv. Tim Merah Putih Junior Indonesia Juarai Milan Junior Camp Day Tournament. keren banget loh ini di skala internasional sepak bola level dunia indonesia bisa juara. Merdekaaa…!!! hebatnya lagi baru pertama ikut dan langsung juara, rasa bangga, haru, saya sebagai sorang milanisti sejati bikin merinding dengernya, halah :D ga kaya tim seniornya yang ah bikin males, di level asia tenggara aja kalah mulu..Selain menjadi juara, Tim Indonesia juga meraih pemain terbaik yang diraih I Putu Angga Eka Putra dari Bali. Selain itu Tim Indonesia meraih Best Captain yang diraih Eriyanto dari Sukabumi. semoga prestasi mereka tidak mandeg disini, tapi masih berlanjut sampai ke tim senior kelak. Pada turnamen itu yang digelar dengan sistem setengah kompetisi, Indonesia berhasil memenangi seluruh laga di babak penyisihan, yakni pertandingan perdana melawan wakil Eropa, Step Stone, 1-0. Kemudian, giliran delegasi Brasil dan Venezuela, UISP, yang ditekuk 3-1. Pada laga terakhir grup, Indonesia mengalahkan gabungan pemain Eropa non-Italia, USUNTP, 3-0.

Di laga puncak, Indonesia mengalahkan para pemain muda Italia yang tergabung di tim ASTI, 1-0.

Berikut skuad lengkap Milan Junior Camp Indonesia:

1. Samuel Budi Santoso (14 tahun/Jakarta)
2. James Kho, (16/Jakarta)
3. Galih Dwi Jayanto (15/Bali)
4. Richard Hidayat (15/Jakarta)
5. Ferry Ferdiansyah (15/Bintan)
6. Armando Mamangkay (15/Jakarta)
7. Agus Setyawan (15/Bali)
8. Arvie Nabiel (15/Jakarta)
9. Eriyanto (14/Sukabumi)
10. I Putu Angga Eka Putra (14/Bali)
11. M.Aek Nabara (14/Jakarta)
12. David Nathan (14/Jakarta)
13. Alberto Putra Miggliavacca (13/Bali)
14. Albani Adiyasa Zachman (13/Jakarta)
15. Nur Nugroho (12/Jakarta)
16. Mahir Radja Satya Djamaoeddin (12/Jakarta)
17. Adjani Yahya (9/Jakarta)

FORZA INDONESIA…….. FORZA MILAN…!!!

Read More...
gravatar

Software Gratis

Di bawah ini adalah kumpulan software yang dapat di download secara gratis :) Meski gratis tetap saja harus bayar biaya pulsa, bandwidth, timer atau biaya warnet. Jadi benar kan di dunia ini tidak ada yang gratis bahkan nikmat Allah apapun tidak ada yang gratis, tanya saja sama alumni MANU.

Freeware Untuk Windows :

  1. 7-Zip_Portable_4.42_R2.paf.exe (1,1 MB)
  2. AbiWord_Portable_2.4.6.paf.exe (6,3 MB)
  3. Acrobat PDF Reader (20 MB)
  4. AIDA32, Worldwide SysInfo Tools (3,4 MB)
  5. Audacity_Portable_1.2.6_R2.paf.exe (2,3 MB)
  6. Command_Prompt_Portable_1.0.paf.exe (125,1 kB)
  7. coreldraw_x3_portable_pass_freshdl.com.rar (33,1 MB)
  8. dxplayer_setup.exe (544,6 kB)
  9. Eraser_Portable_5.82_Rv2.paf.exe (1,2 MB)
  10. fdminst-FreewareFiles.com.exe (1,5 MB)
  11. FileZilla_Portable_2.2.32.paf.exe (2,3 MB)
  12. Firefox_Portable_2.0.0.5_en-us.paf.exe (6,1 MB)
  13. Gaim_Portable_2.0_B5_en-us.paf.exe (6,9 MB)
  14. GIMP_Portable_2.2.15.paf.exe (11,6 MB)
  15. KompoZer_Portable_0.77_en-us.paf.exe (7,3 MB)
  16. Miranda_Portable_0.6.8_ANSI.paf.exe (1,2 MB)
  17. Miranda_Portable_0.6.8_unicode.paf.exe (1,2 MB)
  18. MPlayer_Portable_1.0_RC1.paf.exe (4,8 MB)
  19. netstumblerinstaller_0_4_0.exe (1,3 MB)
  20. Notepadpp_Portable_4.1.2.paf.exe (1,1 MB)
  21. Nvu_Portable_1.0r4_en-us.paf.exe (7,2 MB)
  22. OpenEuclide-0.4-installer.exe (176,9 kB)
  23. OpenOffice.org 2.4 (127 MB)
  24. Pack Portables antivirus 2007.exe (75,1 MB)
  25. PortableApps_Suite_Standard_1.0.exe (89,6 MB)
  26. Portable Microsoft Office 2003.exe (71,2 MB)
  27. Portablreehand_Bbor.rar (15,8 MB)
  28. PuTTY_Portable_0.60.paf.exe (831,2 kB)
  29. PuTTY 0.6 (0,4 MB)
  30. python for windows.exe (32,7 MB)
  31. SBPCI_WebDrvsV5_12_01.exe.exe (4,6 MB)
  32. Sudoku_Portable_1.1.7.1.paf.exe (437,3 kB)
  33. Sumatra_PDF_Portable_0.6.paf.exe (1,1 MB)
  34. Thunderbird_Portable_2.0.0.5_en-us.paf.exe (6,7 MB)
  35. Virtual_Magnifying_Glass_Portable_3.3.paf.exe (546,9 kB)
  36. VLC_Portable_0.8.6c.paf.exe (9,8 MB)
  37. webserver_Portable.zip (10,9 MB)
  38. winamp505_strata.exe (8,6 MB)

Free-Software untuk Download & File Manager

  • Free Download Manager 2.5.713
  • Orbit Downloader 2.4.2
  • GetRight 6.3
  • SmartFTP 2.5.1006.38
  • DC++ 0.699 Beta
  • YouTube Video Grabber 1.0
  • YouTube Downloader 2.52
  • Free-software untuk Chat:

  • Yahoo! Messenger 8.1.0.421
  • Pidgin 2.2.0
  • Skype 3.5.0.239
  • Miranda 0.6.8
  • MySpaceIM 1.0
  • Windows Live Mail 2008
  • Messenger Plus! 4.20.262
  • Free-software untuk Audio & Video:

  • Zoom Player Standard Zoom Player 5.0 Preview 3
  • Songbird 0.2.5
  • CDBurnerXP Pro 4.0.013
  • Foobar2000 0.9.4.5 beta 1
  • CloneCD 5.3.0.1
  • RealPlayer 11.0.0.181 Beta
  • K-Lite Mega Codec Pack 3.45
  • Free-Software untuk Networking

  • FileZilla 3.0.1
  • Core FTP LE 2.0 (Build 1510)
  • GMail Drive 1.0.11
  • Hamachi 1.0.2.2
  • Ethereal 0.99.6a
  • UltraVNC 1.0.4 RC3
  • TightVNC 1.3.9
  • Free-software untuk Browser & plugin:

  • Opera 9.23
  • Flock 0.9.1.0
  • SeaMonkey 1.1.4
  • Netscape 9.0 Beta 3
  • McAfee SiteAdvisor for Firefox 26.5
  • Netscape Browser 9.0 RC1
  • Safari 3.0.3 Beta
  • Free-software untuk system tools:

  • MySQL 5.0.41
  • Process Explorer 11.02
  • Notepad++ 4.2.2
  • K-Lite Codec Pack Full 3.45
  • Inno Setup 5.2.0
  • VMware Player 2.0.1
  • Firebird 2.1.0 Beta 1
  • Free-software untuk file compression & backup:

  • 7-Zip 4.55 Beta
  • Total Commander 6.55a
  • WinZip 11.1.7466
  • WinRAR 3.71
  • WinAce 2.65
  • TUGZip 3.4.0.2
  • SyncBack 3.2
  • Free-software untuk Radio & TV online:

  • Free Internet TV 6.2
  • PPLive 1.8.18
  • Easy Web TV and Radio 1.0.0
  • FantasyTV Player Professional 2.6
  • Joost 0.11
  • TvAnts 1.0.0.58
  • SuperTV 5.17
  • Free-software untuk Graphics & Design:

  • Picasa 2.7 Build 37.29
  • The GIMP 2.4.0 RC3
  • XnView v1.91.5
  • IrfanView 4.00
  • WinSnap 2.0.9
  • Paint.NET 3.10
  • Paint Shop Pro 12.0
  • Free-software untuk office:

  • FeedReader 3.11 Beta 2
  • Feed Demon 2.5.0.10
  • Adobe Reader 8.1
  • Free Web Buttons
  • UltraEdit-32 13.00
  • Ulead Photo Express 4.0
  • Cool Edit Pro
  • Free-software untuk antivirus & security:

  • Kaspersky Antivirus 7.0.0.125 Beta
  • Recuva 1.05.118
  • AVG Free Edition 7.5.488
  • KeePass 1.08
  • ZoneAlarm Security Suite 7.0.423.000 Beta
  • Norton AntiVirus 15.0.0.8
  • AVG Internet Security 7.5.488a1138
  • Free-software untuk Desktop:

  • DirectX 9.0c (Aug 07)
  • ATI Catalyst Drivers 7.9
  • Tor 0.1.2.12 RC
  • Norton SystemWorks Basic Edtion 2006
  • McAfee Rootkit Detective
  • AVG Anti-Rootkit
  • Java Runtime Environment 1.6.0.1
  • Read More...
    gravatar

    buku

    Berikut adalah Buku Sekolah Elektronik (BSE) khusus untuk SMA/Madrasah Aliyah yang disediakan oleh Pusat Buku Elektronik Depertemen Pendidikan Nasional. Buku-buku di bawah ini menjadi alternatif untuk pembelajaran.

    DAFTAR BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK

    Kelas 10

    buku sma kelas10_inter-language_joko-priyana.zip 27-Aug-2008 19:39 7.5M
    buku sma kelas10_mtk_hendi.zip 27-Aug-2008 19:39 4.0M
    buku sma kelas10_sistem-refrigerasi-dan-tata-udara.zip 27-Aug-2008 19:40 3.4M
    buku sma kelas10_teknik-pembibitan-tanaman_paristiyanti.zip 27-Aug-2008 19:39 4.7M

    Kelas 11

    buku sma kelas11_bahasa-indonesia_euis.zip 27-Aug-2008 19:39 8.6M
    buku sma kelas11_bahasa_aktif-dan-kreatif-berbahasa-indonesia_adi.zip 27-Aug-2008 19:39 17M
    buku sma kelas11_developing-english-competencies_achmad-doddy.zip 27-Aug-2008 19:39 4.3M
    buku sma kelas11_interlanguage_joko.zip 27-Aug-2008 19:40 5.8M
    buku sma kelas11_interlanguage_senior_high_school_joko.zip 27-Aug-2008 19:39 7.8M
    buku sma elas11_ipa_ips_aktif-dan-kreatif-berbahasa-indonesia_adi.zip 27-Aug-2008 19:39 9.7M
    buku sma kelas11_sistem-refrigerasi-dan-tata-udara.zip 27-Aug-2008 19:40 5.3M
    buku sma kelas11_sma_matematika_bahasa_pangarso.zip 27-Aug-2008 19:40 3.4M
    buku sma kelas11_sma_matematika_wahyudin.zip 27-Aug-2008 19:39 9.1M
    buku sma kelas11_terampil-berbahasa-indonesia_gunawan.zip 27-Aug-2008 19:40 11M

    Kelas 12

    buku sma s12_bahasa-dan-sastra-indonesia_ipa-ips_muhammad-rohmadi.zip 27-Aug-2008 19:40 2.8M
    buku sma kelas12_bahasa_aktif-dan-kreatif-berbahasa-indonesia_adi.zip 27-Aug-2008 19:40 16M
    buku sma kelas12_bahasa_mahir-mtk_geri.zip 27-Aug-2008 19:39 5.7M
    buku sma s12_developing-english-competencies_ipa-ips_achmad-doddy.zip 27-Aug-2008 19:39 2.6M
    buku sma kelas12_interlanguage_joko.zip 27-Aug-2008 19:39 22M
    buku sma kelas12_ipa_ips_aktif-dan-kreatif-bindo_adi.zip 27-Aug-2008 19:41 9.2M
    buku sma kelas12_mtk_toali.zip 27-Aug-2008 19:40 1.9M
    buku sma _sma_bahasa-dan-sastra-indonesia_bahasa_muhammad-rohmadi.zip 27-Aug-2008 19:40 3.6M
    buku sma kelas12_sma_matematika-aplikasi_ipa_pesta-e-s.zip 27-Aug-2008 19:40 2.8M
    buku sma kelas12_sma_matematika_bahasa_pangarso.zip

    Read More...
    gravatar

    AKATSUKI INDONESIA






















    Read More...
    gravatar

    Proses persebaran Islam serta perkembangannya di Indonesia dalam bidang agama dan pendidikan

    1. Proses Islamisasi di Indonesia

    Proses persebaran Islam di Indonesia berlangsung lancar relatif damai. Kelancaran ini dikarenakan syarat-syarat untuk memeluk Islam tidaklah sukar. Seseorang dianggap telah menjadi muslim bila ia mengucapkan dua kalimat syahadat, yaitu pengakuan bahwa “tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah”. Upacara-upacara dalam Islam juga cenderung lebih sederhana daripada upacara dalam agama Hindu atau Buddha. Salah satu bukti Islam mudah diterima adalah ketika raja Ternate yang nonmuslim tidak keberatan ketika sejumlah rakyatnya memeluk Islam. Bukti lainnya dalah adanya makam bangsawan Majapahit yang beragama Islam. Menurut catatan Tome Pires, kaum bangsawan Hindu-Buddha di Jawa masuk Islam dengan sukarela tanpa paksaan. Penyebaran Islam disampaikan sesuai dengan adat dan tradisi pribumi Indonesia. Islam juga tidak mengenal pengkastaan dan menganggap derajat manusia itu sama.

    Faktor lain yang mengakibatkan Islam berkembang adalah keruntuhan Majapahit. Akan tetapi, tidak selamanya proses persebaran Islam di Indonesia, khususnya di Jawa, berlangsung damai. Menurut Tome Pires, para pedagang asing yang muslim menetap dan membuka pemukiman tersendiri di sejumlah pelabuhan; selanjutnya pemukiman tersebut dijadikan kubu pertahanan mereka dalam menjalankan roda perdagangannya. Setelah kekuatan mereka dirasakan kuat, mereka kemudian menyerang bandar-bandar bersangkutan untuk dikuasai. Cara-cara kekerasan seperti ini terjadi, misalnya, di bandar-bandar Demak dan Jepara. Sedangkan, proses pengislaman secara damai dilakukan di pantai utara Jawa Timur, seperti di Tuban dan Gresik.

    Kedudukan kaum pedagang ini menarik sejumlah penguasa Indonesia untuk menikahkan anak gadisnya dengan mereka. Sebelum menikah, si gadis menjadi muslim dahulu. Perkawinan ini lalu membentuk keluarga muslim yang berkembang menjadi masyarakat muslim. Beberapa tokoh penting (raja dan para ulama atau wali Islam) melakukan perkawinan jenis ini. Raden Rahmat (Sunan Ampel) menikah dengan Nyai Manila, Sunan Gunung Jati dengan Puteri Kawunganten, Raja Majapahit Brawijaya V menikahi seorang puteri Campa yang muslim yang kelak menurunkan Raden Patah, raja Demak pertama. Bahkan di antara para wali ada yang pernah berdagang pada masa mudanya. Menurut Babad Gresik, Sunan Giri pada masa mudanya adalah anak angkat Nyai Gede Pinatih, seorang pedagang wanita Cina yang kaya di Gresik. Giri muda pernah pergi ke Kalimantan Selatan untuk urusan bisnis. Sunan Bayat atau Ki Gede Pandang Arang pernah pula bekerja pada wanita penjual beras. Sunan Kalijaga pernah pula berjualan alang-alang.

    Selain melalui perkawinan, jalur kesenian digunakan oleh para wali dalam proses islamisasi. Pertunjukan wayang merupakan salah satu sarana kesenian yang digunakan. Tokoh Wali Sanga yang mahir mementaskan wayang adalah Sunan Kalijaga. Kisah yang dipentaskan dikutip dari kakawin Mahabharata atau Ramayana peninggalan masa Hindu-Buddha yang kemudian disisipi nilai-nilai Islam. Selesai pertunjukan, sang dalang tidak meminta upah melainkan mengajak penonton untuk mengucapkan kalimat syahadat.

    Tidak ketinggalan, jalur pendidikan pun ditempuh dalam islamisasi ini. Para ulama mendirikan pondok-pondok pesantren (pesantrian) yang terbuka bagi siapa pun untuk belajar menjadi santri. Setelah selesai belajar di pesantren, mereka kembali ke daerah asal dan berdakwah mengajarkan Islam atau disuruh guru mereka menyiarkan Islam di daerah lain. Tak jarang, orang-orang jebolan pesantren ini tinggal di rumah-rumah para pedagang. Bahkan, seringkali dari mereka yang menjadi pengurus harta (bendahara) kaum pedagang sekaligus memimpin usaha dagang tuan rumah mereka. Kaum ulama yang mendirikan pesantren antara lain : Raden Rahmat di Ampel, dekat Surabaya dan Raden Paku di Giri. Beberapa lulusan Sunan Giri diundang ke Maluku untuk mengajarkan Islam di sana.

    2. Peranan Para Wali dalam Islamisasi

    Penyebar Islam yang terkenal di Indonesia, khususnya Jawa, disebut Wali Sanga. Wali ini merupakan adalah dewan mubalig di Jawa yang berbasis di Demak sebagai pusat kegiatan politik dan agama Islam. Tiap wali tersebut pernah menjadi imam pada waktu shalat berjamaah di Masjid Agung Demak. Apabila salah satu anggota dewan wali ini wafat, ia akan digantikan oleh wali lainnya berdasarkan musyawarah. Tiap-tiap wali dan panggantinya mempunyai tugas penyiaran agama Islam di Pulau Jawa. Mereka dipanggil dengan sebutan “sunan”, yang berasal dari kata “susuhunan”, kata bagi orang yang terpandang di masyarakat.

    a. Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim

    Maulana Malik Ibrahim berasal dari Persia (Iran), kemudian berkedudukan di Gresik, Jawa Timur, dan dikenal sebagai Susuhunan atau Sunan Gresik, meninggal pada 1419 M. Ia yang diduga menyebarkan Islam di Jawa ketika Majapahit masih memerintah. Ia dikenal dengan nama Maulana Magribi/Syekh Magribi karena diduga berasal dari Magribi, Afrika Utara. Diperkirakan Sunan Gresik lahir sekitar pertengahan tahun 1350. Setelah dewasa ia menikah dengan seorang putri bangsawan ternama Dewi Candrawulan, putri pertama Ratu Campa yang telah menganut Islam (isteri Raja Brawijaya V Majapahit). Dakwahnya yang simpatik dan arif menyebabkan penduduk lebih cepat menerima Islam.

    b. Sunan Ampel atau Raden Rahmat

    Sunan Ampel (Ngampel), berkedudukan di Ampel Denta di Giri, dekat Surabaya; dan dikabarkan berasal dari Campa, Vietnam (sama dengan ibunya Raden Patah). Nama aslinya adalah Raden Rahmat, putra Maulana Malik Ibrahim dari Dewi Candrawulan. Raden Rahmat dikenal sebagai perencana pertama kerajaan Islam di Jawa dan penerus cita-cita serta perjuangan ayahnya dan mendirikan pesantren di Ampel Denta di Jawa Timur. Ia berhasil mendidik para pemuda Islam untuk menjadi tenaga dai atau ahli kotbah (mubalig) yang akan disebar ke seluruh Jawa. Di antara pemuda yang dididik adalah Raden Paku (Sunan Giri), Raden Fatah (Sultan Demak), Raden Makhdum Ibrahim (Sunan Bonang), Syarifuddin (Sunan Drajat), serta Maulana Ishak yang pernah diutus mengislamkan rakyat di daerah Blambangan.

    Sunan Ampel cukup berpengaruh di kalangan istana Majapahit, bahkan isterinya pun berasal dari kalangan istana. Ia tercatat sebagai peletak dasar penyebaran politik Islam ke Nusantara. Ia juga ikut andil dalam mendirikan Masjid Agung Demak tahun 1479 bersama wali-wali yang lain.

    Pada awal islamisasi di Jawa, Sunan Ampel menginginkan agar masyarakat menganut keyakinan yang murni. Ia tidak setuju kebiasaan masyarakat Jawa, seperti kenduri, selamatan, sesajen, dan sebagainya tetap hidup dalam Islam. Namun, wali-wali yang lain berpendapat, untuk sementara kebiasaan tersebut dibiarkan saja karena masyarakat sulit meninggalkannya secara serentak. Akhirnya Sunan Ampel setuju. Ia juga menyetujui ketika Sunan Kalijaga dalam usaha menarik penganut Hindu dan Buddha, mengusulkan agar adat-istiadat Jawa diberi warna Islam. Namun Sunan Ampel tetap khawatir adat-istiadat dan berbagai upacara ritual Islam kelak menjadi bid’ah. Sunan Ampel wafat tahun 1481 dan dimakamkan di Surabaya.

    c. Sunan Bonang

    Nama aslinya Raden Maulana Makhdum Ibrahim. Arti makhdum adalah ulama besar yang harus dihormati. Ia putra Sunan Ampel dari perkawinannya dengan Dewi Candrawati. Sunan ini berkedudukan di Bonang, dekat Tuban. Sunan Bonang dianggap sebagai pencipta gending untuk mengembangkan ajaran Islam di pesisir utara Jawa Timur. Setelah belajar Islam di Pasai (Aceh) ia kembali ke Tuban, Jawa Timur untuk mendirikan pondok pesantren. Santri-santri yang belajar kepadanya datang dari berbagai pelosok Nusantara. Dalam menyebarkan agama Islam selalu menyesuaikan diri dengan corak kebudayaan Jawa. Ia menggunakan pertunjukan wayang sebagai media dakwahnya. Lagu gamelan wayang berisikan pesan-pesan ajaran agama Islam.

    Setiap bait diselingi ucapan syahadatain (ucapan dua kalimat syahadat). Kemudian dikenal dengan istilah sekatenan.

    Dalam kegiatan dakwahnya Sunan Bonang menjadikan pesantrennya sebagai basis pendidikan agama Islam secara khusus dan mendalam. Catatan pendidikannya kemudian dibukukan dalam buku Suluk Sunan Bonang atau Primbon Sunan Bonang. Buku ini sekarang masih tersimpan di Universitas Leiden Belanda. Sunan Bonang wafat tahun 1525 dimakamkan di Tuban.

    d. Sunan Drajat

    Sunan Drajat adalah putra Raden Rahmat, berkedudukan di Drajat, dekat Sedayu. Nama kecilnya Raden Kosim atau Syarifudin. Disebut juga dengan Sunan Sedayu karena dimakamkan di daerah Sedayu. Menurut silsilah Sunan Drajat adalah putra Sunan Ampel dari istri kedua bernama Dewi Candrawati. Dalam musyawarah para Wali diputuskan, siapa yang mengganti Sunan Ampel untuk memimpin pesantren Ampel Denta. Dan pilihan jatuh pada Sunan Drajat. Ia terkenal dengan kepandaiannya membuat tembang Pangkur. Hal yang paling menonjol dalam dakwah adalah perhatiannya terhadap masalah sosial. Ia mempunyai jiwa sosial yang tinggi dan berorientasi pada kegotong-royongan. Sunan Drajat wafat pertengahan abad ke-16 dimakamkan di Sedayu, Gresik.

    e. Sunan Giri

    Sunan Giri, murid Sunan Ampel, berkedudukan di Giri, dekat Gresik. Nama kecilnya Raden Paku disebut juga Prabu Satmata dan sering dijuluki Sultan Abdul Fakih. Ia putra Maulana Ishak yang ditugasi Sunan Ampel menyebarkan agama Islam di daerah Blambangan. Salah seorang saudaranya adalh Raden Abdul Kadir (Sunan Gunung Jati). Pendidikannya adalah tamatan pesantren di Pasai (Aceh). Ketika beranjak dewasa, Raden Paku belajar di Pesantren Ampel Denta. Berkenalan dengan Raden Maulana Makhdum Ibrahim. Keduanya bersahabatan hingga menunaikan ibadah haji ke Mekah.

    Selama di pesantren Pasai, Raden Paku menimba ilmu ketuhanan, keimanan, dan tasawuf. Tingkat terakhir adalah ilmu laduni sehingga gurunya menganugerahi gelar Ain al-Yaqin dan masyarakat menyebutnya dengan Raden Ainul Yakin. Sunan Giri sangat berpengaruh terhadap jalannya roda-roda Kesultanan Demak Bintoro. Setiap keputusannya selalu disetujui oleh wali-wali lainnya. Sunan Giri wafat tahun 1600, dimakamkan di Bukti Giri, Gresik.

    f. Sunan Muria

    Nama kecilnya Raden Pratowo sedangkan nama aslinya Raden Umar Said. Ia lebih dikenal dengan nama Sunan Muria karena kegiatan dakwahnya dilakukan di Gunung Muria (18 km sebelah Utara Kota Kudus). Sunan Muria dalam berdakwah memilih daerah pelosok terutama desa terpencil. Sistem dakwah yang disampaikan dengan memberi pendidikan singkat pada kaum pedagang, para nelayan, dan rakyat pedesaan. Cara berdakwah selalu dengan menyisipkan tembang Sinom dan Kinanti yang bernafaskan Islam. Sunan Muria wafat abad ke-16 dimakamkan di Bukit Muria, Jepara.

    g. Sunan Kalijaga

    Nama aslinya Joko Said, anak Bupati Tuban Raden Tumenggung Wilwatikta. Ibunya bernama Dewi Nawang Rum, berkedudukan di Kadilangu, dekat Demak; ia menyebarkan ajaran Islam melalui pendekatan budaya dan sangat anti kekerasan; ia adalah menantu Sunan Gunung Jati. Nama kecilnya Raden Mas Syahid (said) dan sering dijuluki Syekh Malaya. Nama Kalijaga berasal dari Qadizaka (Arab), artinya pelaksana yang suci. Berbeda dengan wali yang lainnya, Sunan Kalijaga dalam berdakwah selalu berkeliling dari daerah satu ke daerah lainnya. Isi yang disampaikan sangat intelektual dan nyata. Sehingga banyak masyarakat yang simpati terhadap Sunan Kalijaga. Karena jasanya dalam berdakwah, Suna Kalijaga diberi hadiah oleh Raden Fatah sebagai penguasa Kesultanan Demak Bintoro, berupa sebidang tanah di sebelah tenggara Demak. Tanah tersebut merupakan desa perdikan (desa yang dibebaskan pajak oleh sultan).

    Jabatan yang diberikan kepadanya adalah juru dakwah kerajaan. Sunan Kalijaga sangat berjasa dalam perkembangan wayang purwa atau wayang kulit yang bercorak Islami seperti sekarang ini. Dia mengarang aneka cerita wayang secara Islami, terutama berkaitan dengan etika atau adab. Berdakwah melalui pertunjukkan wayang kulit inilah, masyarakat banyak yang tertarik dan masuk Islam. Sunan Kalijaga wafat pada pertengahan abad ke-15, dimakamkan di Kadilangu, Demak.

    h. Sunan Kudus

    Nama kecilnya Jafar Sadiq dengan panggilan Raden Undung atau Raden Amir Haji karena jasanya memimpin rombongan haji ke Mekah. Ayahnya bernama Raden Usman Haji yang menyiarkan Islam ke daerah Jipang, Panolan, dan Blora. Menurut silsilah, Sunan Kudus masih keturunan Nabi Muhammad Saw. Ilmunya cukup tinggi dan ahli dalam ilmu fiqih, tauhid, hadis, tafsir, serta mantiq (logika atau filsafat). Karena itulah ia mendapat julukan sebagai Wali al-‘ilmi (orang yang ilmunya luas). Sunan Kudus sangat berambisi menggulingkan Majapahit secara militer, ialah yang sangat menentang ajaran Syekh Siti Jenar yang cendering mistik; memiliki murid kesayangan yang bernama Arya Penangsang dari Jipang; namun ia sangat membenci Sunan Prawoto dari Demak. Sunan Kudus dikenal juga sebagai panglima perang Kesultanan Demak, Bintoro yang tangguh dan dipercaya untuk mengendalikan pemerintahan di daerah Kudus, sehingga ia menjadi pemimpin pemerintahan sekaligus pemimpin agama di daerah tersebut.

    i. Sunan Gunung Jati

    Nama lainnya adalah Syekh Nuruddin Ibrahim atau Syarif Hidayatullah, berasal dari Pasai, Aceh, lalu berkedudukan di Gunung Jati, Banten dan kemudian Cirebon untuk membentuk dinasti Islam di kedua tempat tersebut; ia menikahi saudara perempuan Sultan Tranggana. Menurut sumber lokal, nama kecilnya adalah Syarif Hidayatullah yang merupakan cucu Raja Pajajaran, Prabu Siliwangi. Dari perkawinan Prabu Siliwangi dengan Nyai Subang Larang, lahir dua putra dan satu putri yaitu Raden Walangsungsang, Nyai Lara Santang, dan Raja Senggara. Setelah ibunya wafat Raden Walangsungsang meninggalkan keraton untuk belajar Agama Islam pada Syekh Datu Kahfi atau Syekh Nurul Jati di Gunung Ngamparan Jati. Dan adik perempuannya Nyai Lara Santang menyusul belajar agama di tempat yang sama. Setelah tiga tahun menimba ilmu, keduanya menunaikan ibadah haji. Di Mekah, Nyai Lara Santang mendapat jodoh yaitu Maulana Sultan Mahmud (Syarif Abdullah), bangsawan Arab dari Bani Hasyim.

    Walangsungsang setelah ibadah haji kembali ke Jawa dan menjadi guru di Labuhan, Pasambangan, Cirebon. Sementara itu Nyai Lara Santang melahirkan anak, diberi nama Syarif Hidayatullah. Setelah dewasa Hidayatullah memilih berdakwah di Pulau Jawa. Ia kemudian bersilaturahim kepada Walangsungsang yang bergelar Cakrabuana. Setelah pamannya wafat, Hidayatullah melanjutkan perjuangan pamannya menyebarkan Islam di Cirebon dan Cirebon menjadi Kesultanan Islam yang bebas dari Pajajaran. Dari Cirebon ia kemudian menyiarkan agama Islam ke daerah-daerah Jawa Barat yang belum memeluk agama Islam, seperti Majalengka, Kuningan, Kawali (Galuh), Sunda Kelapa, dan Banten. Di Banten ia mendirikan kerajaan tahun 1525. Ketika kembali ke Cirebon, Kesultanan Banten diserahkan kepada putranya, Maulana Hasanuddin yang kemudian menurunkan raja-raja Banten.

    Di tangan raja-raja Banten inilah kerajaan Hindu Pajajaran dapat dikalahkan dan rakyatnya memeluk Islam. Bahkan, Syarif Hidayatullah menggerakkan penyerangan ke Sunda Kelapa. Penyerangan itu dipimpin Faletehan (Fatahillah), panglima angkatan perang Demak. Fatahillah kemudian menjadi menantu Syarif Hidayatullah. Syarif Hidayatullah wafat tahun 1570 dimakamkan di daerah Gunung Jati, desa Astana, Cirebon. Maka ia dikenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati.

    j. Para Wali Lainnya

    Para wali memegang peranan yang besar dalam penyebaran Islam di Jawa. Dengan kesabaran dan kearifan, agama Islam disampaikan kepada masyarakat hingga diterima dan cepat berkembang di Jawa. Di samping Wali Sanga, banyak wali lainnya ikut andil dalam pengembangan Islam di Jawa, meski sebagian dibunuh dan tidak diakui oleh Wali Sanga, seperti:

    (1) Syekh Subakir;

    (2) Sunan Bayat atau Tembayat;

    (3) Sunan Geseng;

    (4) Syekh Mojoagung;

    (5) Syekh Siti Jenar;

    (6) Maulana Ishak dari Pasai, Aceh, mengislamkan rakyat Blambangan (Pasuruan dan sekitarnya) di Jawa Timur bagian timur;

    (7) Syekh Jangkung; pernah berniat mendirikan masjid tanpa izin dan oleh Sunan Kudus akan dihukum mati namun diselamatkan oleh Sunan Kalijaga;

    (8) Syekh Maulana; berasal dari Krasak-Malang, dekat Kalinyamat, murid Sunan Gunung Jati; karena pernah mempermalukan dalam perdebatan tentang ilmu mistik ia dibunuh atas perintah Sunan Kudus.

    Dari Pulau Jawa, Islam lalu berkembang ke wilayah-wilayah lain di Indonesia. Islamisasi ke Kalimantan dilakukan oleh para ulama utusan Demak. Sedangkan Islam di Maluku, Ternate, dan

    Tidore disebarkan oleh Sultan Ternate, Zainal Abidin, setelah belajar ke Giri, Jawa Timur. Makassar diislamkan oleh para mubalig dari Sumatera dan Malaka (Malaysia). Kemudian, orang Makassar mengislamkan orang Lombok dan Sumbawa di Nusa Tenggara Barat antara tahun 1540-1550. Sementara itu, penduduk Flores di Nusa Tenggara Timur diislamkan oleh orang Bugis.

    Agama Islam masuk ke Nusantara dengan jalur berlainan. Seperti di luar Jawa yakni Sulawesi, penyebar agama Islam di Sulawesi bernama Dato’ri Bandang. Di Kutai, Kalimantan Timur penyebar agama Islam adalah Dato Bandang dan Tuang Tunggang. Peran seorang penghulu di Demak tidak kalah pentingnya dalam penyebaran agama Islam, melalui pengajaran kepada Sultan Suryanullah. Dan masih banyak lagi tokoh yang berperan syiar Islam ke seluruh Nusantara. Proses islamisasi di Nusantara dapat dikatakan relatif mudah. Hubungan secara tidak langsung antara pedagang muslim antara lain, para mubaligh, ustadz, ahli-ahli tasawuf telah menerapkan ajarannya melalui kesepakatan perdagangan yang tidak berbelitbelit. Golongan penerima Islam juga melakukan tindakan yang lama, yakni menyebar ajarannya pada masyarakat sekitarnya. Bahkan jika ia seorang bangsawan atau pejabat keraton akan lebih memperlancar jalannya penyebaran tersebut. Berdirinya tempat peribadatan seperti langgar, masjid, majelis taklim, dan sebagainya digunakan juga sebagai syiar agama Islam.

    Seni juga menjadi salah satu saluran proses islamisasi di Nusantara. Cabang-cabang seni yang lebih mudah penyentuh hati masyarakat sekitar adalah seni bangun, seni pahat, seni ukir, seni qasidah, dan sebagainya. Bukti-bukti perkembangannya adalah bangunan Masjid Agung, Demak, Cirebon, Bantem, Banda Aceh yang kemudian menjadi pusat kegiatan syiar Islam ke daerahnya. Di Keraton Cirebon juga kita temukan seni ukir yang bercorak Islami yaitu ukiran lafal ayat-ayat Al Qur’an.

    Read More...
    gravatar

    Dakwah Transformatif: Mengantar Da’i sebagai Pendamping Masyarakat

    Oleh Khamami Zada

    Islam sebagai agama yang menyebar ke seluruh penjuru dunia tampil secara kreatif berdialog dengan masyarakat setempat (lokal), berada dalam posisi yang menerima kebudayaan lokal, sekaligus memodifikasinya menjadi budaya baru yang dapat diterima oleh masyarakat setempat dan masih berada di dalam jalur Islam. Karena itu, Islam telah mengubah kehidupan sosio-budaya dan tradisi keruhanian masyarakat Indonesia. Kedatangan Islam merupakan pencerahan bagi kawasan Asia Tenggara, khususnya Indonesia, karena Islam sangat mendukung intelektualisme yang tidak terlihat pada masa Hindu-Budha.

    Islam masuk ke Indonesia melalui jalan dakwah yang panjang yang dilakukan oleh para juru dakwah dari bebeberapa negara, seperti bangsa Arab dan Gujarat. Dakwah Islam yang dilakukan para juru dakwah di masa awal-awal Islam masuk ke Indonesia berhasil menaklukkan hati masyarakat Indonesia yang waktu itu menganut agama kepercayaan, Hindu dan Budha. Keberhasilan para juru dakwah di abad ke-16-17 itu lebih banyak disebabkan oleh cara dakwah mereka yang menunjukkkan hubungan yang dialogis, akomodatif, dan adaptif terhadap masyarakat setempat. Inilah yang kemudian menyebabkan Islam mudah diterima oleh masyarakat Indonesia.

    Para juru dakwah ketika itu memainkan penting sebagai penyebar agama hingga pengayom masyarakat. Sehingga hubungan antara juru dakwah dengan masyarakatnya sangat dekat, tanpa sekat yang menjauhkan antara keduanya. Hal inilah yang ditunjukkan oleh gerakan dakwah yang dilakukan Walisongo dengan memasukkan unsur-unsur Islam ke dalam budaya lokal untuk menarik simpati dari masyarakat. Walisongo menyebarkan Islam di Indonesia tidak dengan menggunakan pendekatan halal-haram, melainkan memberikan spirit dalam setiap upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat. Sehingga Islam kemudian bercampur dengan kebiasaan-kebiasaan dan adat istiadat masyarakat secara substansial. Tak pelak lagi, kondisi inilah yang kemuduian memudahkan penyebaran Islam ke segala dimensi kehidupan masyarakat.

    Dalam sejarah memang, juru dakwah pada awalnya menjadi cultural broker atau makelar budaya (Clifford Geertz). Bahkan, berdasarkan penelitiannya di Garut, Hiroko Horikoshi (1987) memberi penegasan, bahwa peran kyai sekaligus sebagai juru dakwah tidak sekadar sebagai makelar budaya, tetapi sebagai kekuatan perantara (intermediary forces), sekaligus sebagai agen yang mampu menyeleksi dan mengarahkan nilai-nilai budaya yang akan memberdayakan masyarakat. Fungsi mediator ini dapat juga diperankan untuk membentengi titik-titik rawan dalam jalinan yang menghubungkan sistem lokal dengan keseluruhan sistem yang lebih luas (Wolf, 1956), dan sering bertindak sebagai penyanggga atau penengah antara kelompok-kelompok yang saling bertentangan, menjaga terpeliharanya daya pendorong dinamika masyarakat yang diperlukan (Wolf, 1956).

    Berdasarkan fungsi ini, para juru dakwah memiliki basis yang kuat untuk memerankan sebagai mediasi bagi perubahan sosial melaui aktivitas pemberdayaan (umat), seperti advokasi terhadap pelanggaran hak-hak rakyat oleh negara. Contoh yang paling konkret adalah ketika KH. Basith mengadvokasi petani tembakau di Guluk-Guluk Madura. KH. Basith sebagai kyai dan juru dakwah mampu memainkan peran ganda; sebagai ahli agama sekaligus sebagai pendamping masyarakat yang sedang mengalami problem sosial. Ini adalah bentuk dari peran juru dakwah sebagai agen perubahan sosial.

    Peran ganda juru dakwah; sebagai ahli agama dan pendamping masyarakat sesungguhnya merupakan wujud dari pemahaman Islam yang sempurna (Islam Kaffah). Sebab, selama ini para juru dakwah lebih banyak difokuskan pada peran penyebaran Islam ke masyarakat. Hal ini disebabkan oleh pemahaman Islam yang seringkali dipahami hanya sebagai persoalan ibadah saja, yang pemaknaannya masih terbatas pada pola hubungan hamba dengan Tuhan (vertikal). Sehingga penyebaran dakwah yang terjadi di masyarakat lebih banyak menyoroti persoalan ibadah kepada Allah SWT secara ekslusif, tanpa memaknainya secara luas. Padahal, Islam memiliki spirit pembebasan, yang meniscayakan pola hubungan yang tidak saja vertikal kepada Tuhan, tetapi juga pola hubungan yang horisontal terhadap sesama manusia. Sehingga Islam sebagai agama memiliki tanggung jawab sosial agar masyarakat memiliki perilaku sosial yang bertanggungjawab, transparan, dan berkeadilan.

    Islam sebagai agama yang membebaskan semestinya mampu menjawab problem-problem kemanusiaan, seperti ketidakadilan, penindasan, kewenang-wenangan, dan kemiskinan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Sehingga Islam tidak kehilangan orientasi horisontalnya dalam menjaga hubungan dengan sesama manusia. Belum lagi problem sosial tentang maraknya praktik korupsi yang terjadi di masyarakat dan sistem penyelenggaraan negara (birokrasi). Islam yang hanya memiliki orientasi vertikal merupakan karakter Islam yang ekslusif dan tidak memiliki semangat perubahan. Padahal, sejak dari awal, Islam didakwahkan memiliki orientasi kemanusiaan yang sangat kuat agar terjadi keseimbangan sosial dalam masyarakat.

    Apa Itu Dakwah Transformatif

    Dakwah transformatif merupakan model dakwah, yang tidak hanya mengandalkan dakwah verbal (konvensional) untuk memberikan materi-materi agama kepada masyarakat, yang memposisikan da’i sebagai penyebar pesan-pesan keagamaan, tetapi menginternalisasikan pesan-pesan keagamaan ke dalam kehidupan riil masyarakat dengan cara melakukan pendampingan masyarakat secara langsung. Dengan demikian, dakwah tidak hanya untuk memperkukuh aspek relijiusitas masyarakat, melainkan juga memperkukuh basis sosial untuk mewujudkan transformasi sosial. Dengan dakwah transformatif, da’i diharapkan memiliki fungsi ganda, yakni melakukan aktivitas penyebaran materi keagamaan dan melakukan pendampingan masyarakat untuk isu-isu korupsi, lingkungan hidup, penggusuran, hak-hak perempuan, konflik antaragama, dan problem kemanusiaan lainnya.

    Ada lima (5) indikator yang mesti melekat dalam dakwah transformatif. Pertama, dari aspek materi dakwah; ada perubahan yang berarti; dari materi ubudiyah ke materi sosial. Dalam konteks ini, para juru dakwah sudah mulai menambah materi dakwahnya pada isu-isu sosial, seperti korupsi, kemiskinan, dan penindasan. Sehingga para juru dakwah tidak lagi hanya berkutat pada materi ukhrowi. Dari aspek materi juga ada perubahan dari materi dakwah yang ekslusif ke inklusif. Para juru dakwah tidak lagi menyampaikan materi dakwah yang memojokkan atau memusuhi non-Muslim. Kecenderungan selama ini para juru dakwah sering menyampaikan dakwah yang bernada permusuhan terhadap agama lain. Padahal cara ini justru mmbuat masyarakat ikut memusuhi agama lain hanya karena agamanya yang berbeda. Oleh karena itu, materi dakwah yang inklusif mesti menjadi kata kunci dalam dakwah transformatif.

    Kedua, dari aspek metodologi terjadi perubahan; dari model monolog ke dialog. Para juru dakwah sudah berubah cara penyampaian dakwahnya, tidak lagi menggunakan pendekatan monolog, melainkan sudah melakukan dialog langsung dengan jama’ah. Sehingga problem yang dihadapi masyarakat dapat langsung dicarikan solusinya oleh juru dakwah dengan kemampuan yang dimilikinya. Dakwah yang menggunakan pendekatan monolog cenderung melakukan indoktrinasi kepada jamaah. Padahal, Islam tidak hanya indoktrinasi, melainkan juga pencerahan terhadap jamaah.

    Ketiga, menggunakan institusi yang bisa diajak bersama dalam aksi. Para juru dakwah mesti menggunakan institusi sebagai basis gerakan agar apa yang dilakukannya mendapatkan legitimasi yang lebih kuat. Jaringan dan sumber daya tidak hanya milik sendiri, melainkan juga ada pada orang lain, karena itu, institusi menjadi sesuatu yang penting untuk menjadi basis dari gerakan sosial. Itu sebabnya, agar para juru dakwah lebih mudah melakukan pendampingan masyarakat, mereka perlu menggunakan institusi yang kuat.

    Keempat, ada wujud keberpihakan pada mustad’afin. Para juru dakwah terketuk hatinya untuk melakukan usaha-usaha sosial untuk kepentingan kaum tertindas di daerahnya semisal kasus penggusuran tanah, pencemaran lingkungan, penggusuran nelayan dan petani. Rasa empati sosial merupakan prasyarat bagi juru dakwah yang menggunakan pendekatan transformatif.

    Kelima, para juru dakwah melakukan advokasi dan pengorganisasian masyarakat terhadap suatu kasus yang terjadi di daerahnya agar nasib para petani, nelayan, buruh, dan kaum tertindas lainnya didampingi. Inilah puncak dari para juru dakwah yang menggunakan pendekatan transformatif. Hasil akhir dari dakwah transformatif adalah mencetak para juru dakwah yang mampu melakukan pendampingan terhadap problem-problem sosial yang dihadapi masyaraat.

    Dalam konteks inilah, penyebaran dakwah di masyarakat mesti dilandasai oleh visi yang benar tentang perdamaian, kesalehan sosial, dan sesuai dengan cita-cita agama yang mendorong pada perubahan ekspresi beragama yang inklusif dan toleran. Di sinilah, para aktivis dakwah (daí) memiliki peranan yang strategis dalam merubah pandangan keagamaan masyarakat. Sebab, pemahaman keagamaan masyarakat biasanya sangat dipengaruhi oleh para juru dakwah (ustadz, daí, kyai). Pada gilirannya, dengan kemampuan strategi dakwah yang memadai dan pemahaman keagamaan yang luas (komprehensif), masyarakat sebagai objek dakwah akan berubah cara pandang keagamaannya. Pada titik selanjutnya, wajah Islam di Indonesia akan kembali seperti pada zaman awal Islam masuk ke Indonesia; berwajah damai dan akomodatif terhadap perubahan yang terjadi di masyarakat

    Read More...
    gravatar

    Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia

    Agama dan kebudayaan Islam mengalami perkembangan yang cukup pesat di wilayah Indonesia. Perkembangan ini berawal dari masyarakat indonesia yang berada di daerah pesisir pantai dari daerah pesisir pantai inilah, agama dan kebudayaan Islam dikembangkan ke daerah pedalaman oleh para ulama. Perkembangan di daerah pedalaman ini ditujukan kepada kelangan istanan yaitu raja, keluarga raja dan kaum bangsawan. Apabila raja dan kaum bangsawan telah masuk islam, maka rakyat sangat patuh dan taat terhadap perintah-perintah rajanya.

    Berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan di Indonesia, para ahli menafsirkan bahwa agama dan kebudayaan islam diperkirakan masuk ke Indonesia pada sekitar abad ke 7 M, yaitu pada masa kekuasaan kerajaan Sriwijaya. Penafsiran para ahli ini diperkuat dengan berita-berita pada masa itu telah terdapat pedagang-pedagang Arab yang melakukan aktifitas perdagangan di Kerajaan Sriwjaya, bahkan mereka telah memiliki perkampungan tempat tinggal sementara dipusat Kerajaan Sriwijaya.

    Pendapat lain membuktikan bahwa agama dan kebudayaan Islam masuk ke wilayah Indonesia dibawa oleh para pedagang Islam dari Gujarat (India). Hal ini dilihat dari penemuan unsur-unsur Islam di Indonesia yang memiliki persamaan dengan India seperti batu nisan yang dibuat oleh orang-orang kambay, Gujarat. Berdasarkan bukti-bukti ini para ahli membuat sebuah kesimpulan bahwa agama dan kebudayaan Islam telah masuk ke Indonesia pada abad ke 7 M dibawa para pedagang dari Arab. Persia dan India (Gujarat) dan berkembang secara nyata sekitar abad ke 13 M.

    Masuk dan berkembangnya pengaruh agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia diperkuat oleh beberapa sumber berita sejarah, baik yang berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri sumber-sumber berita itu diantaranya sebagai berikut :

    ? Berita Arab
    Berita ini diketahui melalui para padagang Arab yang telah melakukan aktifitas dalam bidang perdagangan dengan bangsa Indonesia pada masa perkembangan Kerajaan Sriwijaya (abad ke 7 M) sebagai Kerajaan maritim yang menguasai jalur pelayanan perdagangan di wilayah Indonesia bagian barat termasuk Selat Malaka. Kegiatan para pedagang Arab di kerajaan Sriwijaya dibuktikan dengan adanya sebutan para pedagang Arab untuk Kerajaan Sriwijaya, yaitu Zabag, Zabay atau Sribusa.

    ? Berita Eropa
    Berita ini datangnya dari Marcopolo, ia adalah orang eropa yang pertama kali menginjakkan kakinya di wilayah Indonesia, ketika ia kembali dari Cina menuju Eropa melalui jalan laut. Ia mendapat tugas dari kaisar cina untuk mengantarkan putrinya yang dipersembahkan kepada kaisar Romawi. Dalam perjalanannya itu ia singgah di Sumatra bagian Utara. Di daerah ini ia telah menemukan adanya Kerajaan Islam, yaitu Kerajaan samudera dengan ibu kotanya Pasai.

    ? Berita India
    Dalam berita ini disebutkan bahwa para pedagang India dari Gujarat mempunyai peranan yang sangat penting didalam penyebaran agama dan kebudayaan Islam di Indonesia, terutama kepada masyarakat yang terletak di daerah pesisir pantai.

    ? Berita Cina
    Berita ini berhasil diketahui melalui catatan dari Ma-Huan seorang penulis yang mengikuti perjalanan Laksamana Cheng-ho ia menyatakan melalui tulisannya bahwa sejak kira-kira tahun 1400 telah ada saudagar-saudagar Islam yang bertempat tinggal dipantai utara Pulau Jawa.

    ? Sumber-sumber dari dalam Negeri, Sumber-sumber ini diperkuat dengan penemuan-penemuan seperti :
    � Penemuan sebuah batu di Leran (dekat Gresik). Batu bersirat itu menggunakan huruf dan bahasa Arab. Batu itu memuat keterangan tentang meninggalnya seorang perempuan yang bernama Fatimah binti Ma�mun (1028).
    � Makam Sultan Malikul Saleh di Sumatera Utara yang meninggal pada bulan Ramadhan tahun 676 M atau tahun 1297 M.
    � Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim di Gresik yang wafat tahun 1419. Jerat makam didatangkan dari Gujarat dan berisi tulisan Arab.

    Saluran Penyebaran Islam

    ? Perdagangan
    Sejak abad ke 7 M para pedagang Islam dari Arab, Persia dan India telah ikut ambil bagian dalam kegiatan perdagangan di Indonesia. Di samping berdagangan, para pedagang Islam dapat menyampaikan dan mengajarkan agama dan budaya Islam kepada orang lain termasuk masyarakat Indonesia.

    ? Perkawinan
    Para pedagang Islam yang melakukan kegiatan perdagangan dalam waktu yang cukup lama. Keadaan ini dapat mempererat hubungan mereka dengan penduduk pribumi atau dengan kaum bangsawan pribumi. Jalinan hubungan yang baik ini terkadang diteruskan dengan adanya perkawinan antara putri kaum pribumi dengan para pedagang islam.

    ? Politik
    Pengaruh kekuasaan seorang raja sangat besar peranannya dalam proses Islamisasi. Ketika seorang raja memeluk agama Islam maka rakyat juga akan mengikuti jejak rajanya. Setelah tersosialisasinya agama islam, maka kepentingan politik dilakukan melalui perluasan wilayah kerajaan, yang diikuti pula dengan penyebaran agama Islam. Contohnya, Sultan Demak mengirimkan pasukannya untuk menduduki wilayah Jawa Barat dan memerintahkanuntuk menyebarkan agama Islam. Pasukan itu dipimpin oleh Fatahillah

    ? Pendidikan
    Para ulama, guru-guru, ataupun para Kyai juga memiliki peranan yang cukup penting dalam penyebarkan agama dan budaya Islam. Meraka menyebarkan agama Islam melalui bidang pendidikan, yaitu dengan mendirikan pondok-pondok pesantren.

    ? Kesenian
    Saluran kesenian dapat dilakukan dengan mengadakan pertunjukkan seni gamelan seperti yang terjadi di Yogyakarta, Solo, Cirebon, dan lain-lain. Seni gamelan ini dapat mengundang masyarakat untuk berkumpul dan selanjutnya dilaksankan dakwah-dakwah keagamaan. Disamping seni gamelan juga terdapat seni wayang. Melalui cerita-cerita wayang itu para ulama menyisipkan ajaran agama Islam .Contohnya:Sunan Kalijaga memanfatkan seni wayang untuk proses Islamisasi.

    ? Tasawuf
    Para ahli tasawwuf hidup dalam kesederhanaan, mereka selalu berusaha untuk menghayati kehidupan masyarakatnya dan hidup bersama ditengah-tengah masyarakatnya. Para ahli tasawwuf ini biasanya memiliki keahlian yang dapat membantu kehidupan masyarakat, diantaranya ahli dalam menyembuhkan penyakit. Penyebaran agama-agama islam yang mereka lakukan disesuaikan dengan kondisi, dalam pikiran, dan budaya masyarakat pada masa itu, sehingga ajaran-ajaran Islam dapat mudah diterima oleh masyarakat. Contoh ahli tasawwuf antara lain Hamzah Fansuri di Aceh dan Sunan Panggung di Jawa.

    Melalui berbagai saluran diatas, Islam dapt diterima dan berkembang pesat sejak sekitar abad ke 13 M. Alasanya adalah sebagai berikut .
    � Islam bersifat terbuka.
    � Penyebaran islam dilakukan secara damai.
    � Islam tidak membedakan kedudukan seseorang dalam masyarakat.
    � Upacara-upacara dalam agama Islam dilakukan dengan sangat sederhana.
    � Ajaran Islam berupaya untuk menciptakan kesejahteraan kehidupan masyarakat dengan adanya kewajiban zakat bagi yang memiliki harta.

    Read More...

    KREASI DAN PRESTASI PUTRA PUTRI INDONESIA

    http://kreasiprestasiindonesia.blogspot.com/. Diberdayakan oleh Blogger.

    1000x60 Ads

    1000x15 Ads

    Flickr

    Featured Content

    Rabu, 05 Januari 2011

    Merah Putih berjaya di San siro Itali

    Tadi pagi barusan lihat berita di tv, maklum jarang nonton tv. Tim Merah Putih Junior Indonesia Juarai Milan Junior Camp Day Tournament. keren banget loh ini di skala internasional sepak bola level dunia indonesia bisa juara. Merdekaaa…!!! hebatnya lagi baru pertama ikut dan langsung juara, rasa bangga, haru, saya sebagai sorang milanisti sejati bikin merinding dengernya, halah :D ga kaya tim seniornya yang ah bikin males, di level asia tenggara aja kalah mulu..Selain menjadi juara, Tim Indonesia juga meraih pemain terbaik yang diraih I Putu Angga Eka Putra dari Bali. Selain itu Tim Indonesia meraih Best Captain yang diraih Eriyanto dari Sukabumi. semoga prestasi mereka tidak mandeg disini, tapi masih berlanjut sampai ke tim senior kelak. Pada turnamen itu yang digelar dengan sistem setengah kompetisi, Indonesia berhasil memenangi seluruh laga di babak penyisihan, yakni pertandingan perdana melawan wakil Eropa, Step Stone, 1-0. Kemudian, giliran delegasi Brasil dan Venezuela, UISP, yang ditekuk 3-1. Pada laga terakhir grup, Indonesia mengalahkan gabungan pemain Eropa non-Italia, USUNTP, 3-0.

    Di laga puncak, Indonesia mengalahkan para pemain muda Italia yang tergabung di tim ASTI, 1-0.

    Berikut skuad lengkap Milan Junior Camp Indonesia:

    1. Samuel Budi Santoso (14 tahun/Jakarta)
    2. James Kho, (16/Jakarta)
    3. Galih Dwi Jayanto (15/Bali)
    4. Richard Hidayat (15/Jakarta)
    5. Ferry Ferdiansyah (15/Bintan)
    6. Armando Mamangkay (15/Jakarta)
    7. Agus Setyawan (15/Bali)
    8. Arvie Nabiel (15/Jakarta)
    9. Eriyanto (14/Sukabumi)
    10. I Putu Angga Eka Putra (14/Bali)
    11. M.Aek Nabara (14/Jakarta)
    12. David Nathan (14/Jakarta)
    13. Alberto Putra Miggliavacca (13/Bali)
    14. Albani Adiyasa Zachman (13/Jakarta)
    15. Nur Nugroho (12/Jakarta)
    16. Mahir Radja Satya Djamaoeddin (12/Jakarta)
    17. Adjani Yahya (9/Jakarta)

    FORZA INDONESIA…….. FORZA MILAN…!!!

    Sabtu, 20 November 2010

    Software Gratis

    Di bawah ini adalah kumpulan software yang dapat di download secara gratis :) Meski gratis tetap saja harus bayar biaya pulsa, bandwidth, timer atau biaya warnet. Jadi benar kan di dunia ini tidak ada yang gratis bahkan nikmat Allah apapun tidak ada yang gratis, tanya saja sama alumni MANU.

    Freeware Untuk Windows :

    1. 7-Zip_Portable_4.42_R2.paf.exe (1,1 MB)
    2. AbiWord_Portable_2.4.6.paf.exe (6,3 MB)
    3. Acrobat PDF Reader (20 MB)
    4. AIDA32, Worldwide SysInfo Tools (3,4 MB)
    5. Audacity_Portable_1.2.6_R2.paf.exe (2,3 MB)
    6. Command_Prompt_Portable_1.0.paf.exe (125,1 kB)
    7. coreldraw_x3_portable_pass_freshdl.com.rar (33,1 MB)
    8. dxplayer_setup.exe (544,6 kB)
    9. Eraser_Portable_5.82_Rv2.paf.exe (1,2 MB)
    10. fdminst-FreewareFiles.com.exe (1,5 MB)
    11. FileZilla_Portable_2.2.32.paf.exe (2,3 MB)
    12. Firefox_Portable_2.0.0.5_en-us.paf.exe (6,1 MB)
    13. Gaim_Portable_2.0_B5_en-us.paf.exe (6,9 MB)
    14. GIMP_Portable_2.2.15.paf.exe (11,6 MB)
    15. KompoZer_Portable_0.77_en-us.paf.exe (7,3 MB)
    16. Miranda_Portable_0.6.8_ANSI.paf.exe (1,2 MB)
    17. Miranda_Portable_0.6.8_unicode.paf.exe (1,2 MB)
    18. MPlayer_Portable_1.0_RC1.paf.exe (4,8 MB)
    19. netstumblerinstaller_0_4_0.exe (1,3 MB)
    20. Notepadpp_Portable_4.1.2.paf.exe (1,1 MB)
    21. Nvu_Portable_1.0r4_en-us.paf.exe (7,2 MB)
    22. OpenEuclide-0.4-installer.exe (176,9 kB)
    23. OpenOffice.org 2.4 (127 MB)
    24. Pack Portables antivirus 2007.exe (75,1 MB)
    25. PortableApps_Suite_Standard_1.0.exe (89,6 MB)
    26. Portable Microsoft Office 2003.exe (71,2 MB)
    27. Portablreehand_Bbor.rar (15,8 MB)
    28. PuTTY_Portable_0.60.paf.exe (831,2 kB)
    29. PuTTY 0.6 (0,4 MB)
    30. python for windows.exe (32,7 MB)
    31. SBPCI_WebDrvsV5_12_01.exe.exe (4,6 MB)
    32. Sudoku_Portable_1.1.7.1.paf.exe (437,3 kB)
    33. Sumatra_PDF_Portable_0.6.paf.exe (1,1 MB)
    34. Thunderbird_Portable_2.0.0.5_en-us.paf.exe (6,7 MB)
    35. Virtual_Magnifying_Glass_Portable_3.3.paf.exe (546,9 kB)
    36. VLC_Portable_0.8.6c.paf.exe (9,8 MB)
    37. webserver_Portable.zip (10,9 MB)
    38. winamp505_strata.exe (8,6 MB)

    Free-Software untuk Download & File Manager

  • Free Download Manager 2.5.713
  • Orbit Downloader 2.4.2
  • GetRight 6.3
  • SmartFTP 2.5.1006.38
  • DC++ 0.699 Beta
  • YouTube Video Grabber 1.0
  • YouTube Downloader 2.52
  • Free-software untuk Chat:

  • Yahoo! Messenger 8.1.0.421
  • Pidgin 2.2.0
  • Skype 3.5.0.239
  • Miranda 0.6.8
  • MySpaceIM 1.0
  • Windows Live Mail 2008
  • Messenger Plus! 4.20.262
  • Free-software untuk Audio & Video:

  • Zoom Player Standard Zoom Player 5.0 Preview 3
  • Songbird 0.2.5
  • CDBurnerXP Pro 4.0.013
  • Foobar2000 0.9.4.5 beta 1
  • CloneCD 5.3.0.1
  • RealPlayer 11.0.0.181 Beta
  • K-Lite Mega Codec Pack 3.45
  • Free-Software untuk Networking

  • FileZilla 3.0.1
  • Core FTP LE 2.0 (Build 1510)
  • GMail Drive 1.0.11
  • Hamachi 1.0.2.2
  • Ethereal 0.99.6a
  • UltraVNC 1.0.4 RC3
  • TightVNC 1.3.9
  • Free-software untuk Browser & plugin:

  • Opera 9.23
  • Flock 0.9.1.0
  • SeaMonkey 1.1.4
  • Netscape 9.0 Beta 3
  • McAfee SiteAdvisor for Firefox 26.5
  • Netscape Browser 9.0 RC1
  • Safari 3.0.3 Beta
  • Free-software untuk system tools:

  • MySQL 5.0.41
  • Process Explorer 11.02
  • Notepad++ 4.2.2
  • K-Lite Codec Pack Full 3.45
  • Inno Setup 5.2.0
  • VMware Player 2.0.1
  • Firebird 2.1.0 Beta 1
  • Free-software untuk file compression & backup:

  • 7-Zip 4.55 Beta
  • Total Commander 6.55a
  • WinZip 11.1.7466
  • WinRAR 3.71
  • WinAce 2.65
  • TUGZip 3.4.0.2
  • SyncBack 3.2
  • Free-software untuk Radio & TV online:

  • Free Internet TV 6.2
  • PPLive 1.8.18
  • Easy Web TV and Radio 1.0.0
  • FantasyTV Player Professional 2.6
  • Joost 0.11
  • TvAnts 1.0.0.58
  • SuperTV 5.17
  • Free-software untuk Graphics & Design:

  • Picasa 2.7 Build 37.29
  • The GIMP 2.4.0 RC3
  • XnView v1.91.5
  • IrfanView 4.00
  • WinSnap 2.0.9
  • Paint.NET 3.10
  • Paint Shop Pro 12.0
  • Free-software untuk office:

  • FeedReader 3.11 Beta 2
  • Feed Demon 2.5.0.10
  • Adobe Reader 8.1
  • Free Web Buttons
  • UltraEdit-32 13.00
  • Ulead Photo Express 4.0
  • Cool Edit Pro
  • Free-software untuk antivirus & security:

  • Kaspersky Antivirus 7.0.0.125 Beta
  • Recuva 1.05.118
  • AVG Free Edition 7.5.488
  • KeePass 1.08
  • ZoneAlarm Security Suite 7.0.423.000 Beta
  • Norton AntiVirus 15.0.0.8
  • AVG Internet Security 7.5.488a1138
  • Free-software untuk Desktop:

  • DirectX 9.0c (Aug 07)
  • ATI Catalyst Drivers 7.9
  • Tor 0.1.2.12 RC
  • Norton SystemWorks Basic Edtion 2006
  • McAfee Rootkit Detective
  • AVG Anti-Rootkit
  • Java Runtime Environment 1.6.0.1
  • buku

    Berikut adalah Buku Sekolah Elektronik (BSE) khusus untuk SMA/Madrasah Aliyah yang disediakan oleh Pusat Buku Elektronik Depertemen Pendidikan Nasional. Buku-buku di bawah ini menjadi alternatif untuk pembelajaran.

    DAFTAR BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK

    Kelas 10

    buku sma kelas10_inter-language_joko-priyana.zip 27-Aug-2008 19:39 7.5M
    buku sma kelas10_mtk_hendi.zip 27-Aug-2008 19:39 4.0M
    buku sma kelas10_sistem-refrigerasi-dan-tata-udara.zip 27-Aug-2008 19:40 3.4M
    buku sma kelas10_teknik-pembibitan-tanaman_paristiyanti.zip 27-Aug-2008 19:39 4.7M

    Kelas 11

    buku sma kelas11_bahasa-indonesia_euis.zip 27-Aug-2008 19:39 8.6M
    buku sma kelas11_bahasa_aktif-dan-kreatif-berbahasa-indonesia_adi.zip 27-Aug-2008 19:39 17M
    buku sma kelas11_developing-english-competencies_achmad-doddy.zip 27-Aug-2008 19:39 4.3M
    buku sma kelas11_interlanguage_joko.zip 27-Aug-2008 19:40 5.8M
    buku sma kelas11_interlanguage_senior_high_school_joko.zip 27-Aug-2008 19:39 7.8M
    buku sma elas11_ipa_ips_aktif-dan-kreatif-berbahasa-indonesia_adi.zip 27-Aug-2008 19:39 9.7M
    buku sma kelas11_sistem-refrigerasi-dan-tata-udara.zip 27-Aug-2008 19:40 5.3M
    buku sma kelas11_sma_matematika_bahasa_pangarso.zip 27-Aug-2008 19:40 3.4M
    buku sma kelas11_sma_matematika_wahyudin.zip 27-Aug-2008 19:39 9.1M
    buku sma kelas11_terampil-berbahasa-indonesia_gunawan.zip 27-Aug-2008 19:40 11M

    Kelas 12

    buku sma s12_bahasa-dan-sastra-indonesia_ipa-ips_muhammad-rohmadi.zip 27-Aug-2008 19:40 2.8M
    buku sma kelas12_bahasa_aktif-dan-kreatif-berbahasa-indonesia_adi.zip 27-Aug-2008 19:40 16M
    buku sma kelas12_bahasa_mahir-mtk_geri.zip 27-Aug-2008 19:39 5.7M
    buku sma s12_developing-english-competencies_ipa-ips_achmad-doddy.zip 27-Aug-2008 19:39 2.6M
    buku sma kelas12_interlanguage_joko.zip 27-Aug-2008 19:39 22M
    buku sma kelas12_ipa_ips_aktif-dan-kreatif-bindo_adi.zip 27-Aug-2008 19:41 9.2M
    buku sma kelas12_mtk_toali.zip 27-Aug-2008 19:40 1.9M
    buku sma _sma_bahasa-dan-sastra-indonesia_bahasa_muhammad-rohmadi.zip 27-Aug-2008 19:40 3.6M
    buku sma kelas12_sma_matematika-aplikasi_ipa_pesta-e-s.zip 27-Aug-2008 19:40 2.8M
    buku sma kelas12_sma_matematika_bahasa_pangarso.zip

    Sabtu, 18 September 2010

    Proses persebaran Islam serta perkembangannya di Indonesia dalam bidang agama dan pendidikan

    1. Proses Islamisasi di Indonesia

    Proses persebaran Islam di Indonesia berlangsung lancar relatif damai. Kelancaran ini dikarenakan syarat-syarat untuk memeluk Islam tidaklah sukar. Seseorang dianggap telah menjadi muslim bila ia mengucapkan dua kalimat syahadat, yaitu pengakuan bahwa “tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah”. Upacara-upacara dalam Islam juga cenderung lebih sederhana daripada upacara dalam agama Hindu atau Buddha. Salah satu bukti Islam mudah diterima adalah ketika raja Ternate yang nonmuslim tidak keberatan ketika sejumlah rakyatnya memeluk Islam. Bukti lainnya dalah adanya makam bangsawan Majapahit yang beragama Islam. Menurut catatan Tome Pires, kaum bangsawan Hindu-Buddha di Jawa masuk Islam dengan sukarela tanpa paksaan. Penyebaran Islam disampaikan sesuai dengan adat dan tradisi pribumi Indonesia. Islam juga tidak mengenal pengkastaan dan menganggap derajat manusia itu sama.

    Faktor lain yang mengakibatkan Islam berkembang adalah keruntuhan Majapahit. Akan tetapi, tidak selamanya proses persebaran Islam di Indonesia, khususnya di Jawa, berlangsung damai. Menurut Tome Pires, para pedagang asing yang muslim menetap dan membuka pemukiman tersendiri di sejumlah pelabuhan; selanjutnya pemukiman tersebut dijadikan kubu pertahanan mereka dalam menjalankan roda perdagangannya. Setelah kekuatan mereka dirasakan kuat, mereka kemudian menyerang bandar-bandar bersangkutan untuk dikuasai. Cara-cara kekerasan seperti ini terjadi, misalnya, di bandar-bandar Demak dan Jepara. Sedangkan, proses pengislaman secara damai dilakukan di pantai utara Jawa Timur, seperti di Tuban dan Gresik.

    Kedudukan kaum pedagang ini menarik sejumlah penguasa Indonesia untuk menikahkan anak gadisnya dengan mereka. Sebelum menikah, si gadis menjadi muslim dahulu. Perkawinan ini lalu membentuk keluarga muslim yang berkembang menjadi masyarakat muslim. Beberapa tokoh penting (raja dan para ulama atau wali Islam) melakukan perkawinan jenis ini. Raden Rahmat (Sunan Ampel) menikah dengan Nyai Manila, Sunan Gunung Jati dengan Puteri Kawunganten, Raja Majapahit Brawijaya V menikahi seorang puteri Campa yang muslim yang kelak menurunkan Raden Patah, raja Demak pertama. Bahkan di antara para wali ada yang pernah berdagang pada masa mudanya. Menurut Babad Gresik, Sunan Giri pada masa mudanya adalah anak angkat Nyai Gede Pinatih, seorang pedagang wanita Cina yang kaya di Gresik. Giri muda pernah pergi ke Kalimantan Selatan untuk urusan bisnis. Sunan Bayat atau Ki Gede Pandang Arang pernah pula bekerja pada wanita penjual beras. Sunan Kalijaga pernah pula berjualan alang-alang.

    Selain melalui perkawinan, jalur kesenian digunakan oleh para wali dalam proses islamisasi. Pertunjukan wayang merupakan salah satu sarana kesenian yang digunakan. Tokoh Wali Sanga yang mahir mementaskan wayang adalah Sunan Kalijaga. Kisah yang dipentaskan dikutip dari kakawin Mahabharata atau Ramayana peninggalan masa Hindu-Buddha yang kemudian disisipi nilai-nilai Islam. Selesai pertunjukan, sang dalang tidak meminta upah melainkan mengajak penonton untuk mengucapkan kalimat syahadat.

    Tidak ketinggalan, jalur pendidikan pun ditempuh dalam islamisasi ini. Para ulama mendirikan pondok-pondok pesantren (pesantrian) yang terbuka bagi siapa pun untuk belajar menjadi santri. Setelah selesai belajar di pesantren, mereka kembali ke daerah asal dan berdakwah mengajarkan Islam atau disuruh guru mereka menyiarkan Islam di daerah lain. Tak jarang, orang-orang jebolan pesantren ini tinggal di rumah-rumah para pedagang. Bahkan, seringkali dari mereka yang menjadi pengurus harta (bendahara) kaum pedagang sekaligus memimpin usaha dagang tuan rumah mereka. Kaum ulama yang mendirikan pesantren antara lain : Raden Rahmat di Ampel, dekat Surabaya dan Raden Paku di Giri. Beberapa lulusan Sunan Giri diundang ke Maluku untuk mengajarkan Islam di sana.

    2. Peranan Para Wali dalam Islamisasi

    Penyebar Islam yang terkenal di Indonesia, khususnya Jawa, disebut Wali Sanga. Wali ini merupakan adalah dewan mubalig di Jawa yang berbasis di Demak sebagai pusat kegiatan politik dan agama Islam. Tiap wali tersebut pernah menjadi imam pada waktu shalat berjamaah di Masjid Agung Demak. Apabila salah satu anggota dewan wali ini wafat, ia akan digantikan oleh wali lainnya berdasarkan musyawarah. Tiap-tiap wali dan panggantinya mempunyai tugas penyiaran agama Islam di Pulau Jawa. Mereka dipanggil dengan sebutan “sunan”, yang berasal dari kata “susuhunan”, kata bagi orang yang terpandang di masyarakat.

    a. Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim

    Maulana Malik Ibrahim berasal dari Persia (Iran), kemudian berkedudukan di Gresik, Jawa Timur, dan dikenal sebagai Susuhunan atau Sunan Gresik, meninggal pada 1419 M. Ia yang diduga menyebarkan Islam di Jawa ketika Majapahit masih memerintah. Ia dikenal dengan nama Maulana Magribi/Syekh Magribi karena diduga berasal dari Magribi, Afrika Utara. Diperkirakan Sunan Gresik lahir sekitar pertengahan tahun 1350. Setelah dewasa ia menikah dengan seorang putri bangsawan ternama Dewi Candrawulan, putri pertama Ratu Campa yang telah menganut Islam (isteri Raja Brawijaya V Majapahit). Dakwahnya yang simpatik dan arif menyebabkan penduduk lebih cepat menerima Islam.

    b. Sunan Ampel atau Raden Rahmat

    Sunan Ampel (Ngampel), berkedudukan di Ampel Denta di Giri, dekat Surabaya; dan dikabarkan berasal dari Campa, Vietnam (sama dengan ibunya Raden Patah). Nama aslinya adalah Raden Rahmat, putra Maulana Malik Ibrahim dari Dewi Candrawulan. Raden Rahmat dikenal sebagai perencana pertama kerajaan Islam di Jawa dan penerus cita-cita serta perjuangan ayahnya dan mendirikan pesantren di Ampel Denta di Jawa Timur. Ia berhasil mendidik para pemuda Islam untuk menjadi tenaga dai atau ahli kotbah (mubalig) yang akan disebar ke seluruh Jawa. Di antara pemuda yang dididik adalah Raden Paku (Sunan Giri), Raden Fatah (Sultan Demak), Raden Makhdum Ibrahim (Sunan Bonang), Syarifuddin (Sunan Drajat), serta Maulana Ishak yang pernah diutus mengislamkan rakyat di daerah Blambangan.

    Sunan Ampel cukup berpengaruh di kalangan istana Majapahit, bahkan isterinya pun berasal dari kalangan istana. Ia tercatat sebagai peletak dasar penyebaran politik Islam ke Nusantara. Ia juga ikut andil dalam mendirikan Masjid Agung Demak tahun 1479 bersama wali-wali yang lain.

    Pada awal islamisasi di Jawa, Sunan Ampel menginginkan agar masyarakat menganut keyakinan yang murni. Ia tidak setuju kebiasaan masyarakat Jawa, seperti kenduri, selamatan, sesajen, dan sebagainya tetap hidup dalam Islam. Namun, wali-wali yang lain berpendapat, untuk sementara kebiasaan tersebut dibiarkan saja karena masyarakat sulit meninggalkannya secara serentak. Akhirnya Sunan Ampel setuju. Ia juga menyetujui ketika Sunan Kalijaga dalam usaha menarik penganut Hindu dan Buddha, mengusulkan agar adat-istiadat Jawa diberi warna Islam. Namun Sunan Ampel tetap khawatir adat-istiadat dan berbagai upacara ritual Islam kelak menjadi bid’ah. Sunan Ampel wafat tahun 1481 dan dimakamkan di Surabaya.

    c. Sunan Bonang

    Nama aslinya Raden Maulana Makhdum Ibrahim. Arti makhdum adalah ulama besar yang harus dihormati. Ia putra Sunan Ampel dari perkawinannya dengan Dewi Candrawati. Sunan ini berkedudukan di Bonang, dekat Tuban. Sunan Bonang dianggap sebagai pencipta gending untuk mengembangkan ajaran Islam di pesisir utara Jawa Timur. Setelah belajar Islam di Pasai (Aceh) ia kembali ke Tuban, Jawa Timur untuk mendirikan pondok pesantren. Santri-santri yang belajar kepadanya datang dari berbagai pelosok Nusantara. Dalam menyebarkan agama Islam selalu menyesuaikan diri dengan corak kebudayaan Jawa. Ia menggunakan pertunjukan wayang sebagai media dakwahnya. Lagu gamelan wayang berisikan pesan-pesan ajaran agama Islam.

    Setiap bait diselingi ucapan syahadatain (ucapan dua kalimat syahadat). Kemudian dikenal dengan istilah sekatenan.

    Dalam kegiatan dakwahnya Sunan Bonang menjadikan pesantrennya sebagai basis pendidikan agama Islam secara khusus dan mendalam. Catatan pendidikannya kemudian dibukukan dalam buku Suluk Sunan Bonang atau Primbon Sunan Bonang. Buku ini sekarang masih tersimpan di Universitas Leiden Belanda. Sunan Bonang wafat tahun 1525 dimakamkan di Tuban.

    d. Sunan Drajat

    Sunan Drajat adalah putra Raden Rahmat, berkedudukan di Drajat, dekat Sedayu. Nama kecilnya Raden Kosim atau Syarifudin. Disebut juga dengan Sunan Sedayu karena dimakamkan di daerah Sedayu. Menurut silsilah Sunan Drajat adalah putra Sunan Ampel dari istri kedua bernama Dewi Candrawati. Dalam musyawarah para Wali diputuskan, siapa yang mengganti Sunan Ampel untuk memimpin pesantren Ampel Denta. Dan pilihan jatuh pada Sunan Drajat. Ia terkenal dengan kepandaiannya membuat tembang Pangkur. Hal yang paling menonjol dalam dakwah adalah perhatiannya terhadap masalah sosial. Ia mempunyai jiwa sosial yang tinggi dan berorientasi pada kegotong-royongan. Sunan Drajat wafat pertengahan abad ke-16 dimakamkan di Sedayu, Gresik.

    e. Sunan Giri

    Sunan Giri, murid Sunan Ampel, berkedudukan di Giri, dekat Gresik. Nama kecilnya Raden Paku disebut juga Prabu Satmata dan sering dijuluki Sultan Abdul Fakih. Ia putra Maulana Ishak yang ditugasi Sunan Ampel menyebarkan agama Islam di daerah Blambangan. Salah seorang saudaranya adalh Raden Abdul Kadir (Sunan Gunung Jati). Pendidikannya adalah tamatan pesantren di Pasai (Aceh). Ketika beranjak dewasa, Raden Paku belajar di Pesantren Ampel Denta. Berkenalan dengan Raden Maulana Makhdum Ibrahim. Keduanya bersahabatan hingga menunaikan ibadah haji ke Mekah.

    Selama di pesantren Pasai, Raden Paku menimba ilmu ketuhanan, keimanan, dan tasawuf. Tingkat terakhir adalah ilmu laduni sehingga gurunya menganugerahi gelar Ain al-Yaqin dan masyarakat menyebutnya dengan Raden Ainul Yakin. Sunan Giri sangat berpengaruh terhadap jalannya roda-roda Kesultanan Demak Bintoro. Setiap keputusannya selalu disetujui oleh wali-wali lainnya. Sunan Giri wafat tahun 1600, dimakamkan di Bukti Giri, Gresik.

    f. Sunan Muria

    Nama kecilnya Raden Pratowo sedangkan nama aslinya Raden Umar Said. Ia lebih dikenal dengan nama Sunan Muria karena kegiatan dakwahnya dilakukan di Gunung Muria (18 km sebelah Utara Kota Kudus). Sunan Muria dalam berdakwah memilih daerah pelosok terutama desa terpencil. Sistem dakwah yang disampaikan dengan memberi pendidikan singkat pada kaum pedagang, para nelayan, dan rakyat pedesaan. Cara berdakwah selalu dengan menyisipkan tembang Sinom dan Kinanti yang bernafaskan Islam. Sunan Muria wafat abad ke-16 dimakamkan di Bukit Muria, Jepara.

    g. Sunan Kalijaga

    Nama aslinya Joko Said, anak Bupati Tuban Raden Tumenggung Wilwatikta. Ibunya bernama Dewi Nawang Rum, berkedudukan di Kadilangu, dekat Demak; ia menyebarkan ajaran Islam melalui pendekatan budaya dan sangat anti kekerasan; ia adalah menantu Sunan Gunung Jati. Nama kecilnya Raden Mas Syahid (said) dan sering dijuluki Syekh Malaya. Nama Kalijaga berasal dari Qadizaka (Arab), artinya pelaksana yang suci. Berbeda dengan wali yang lainnya, Sunan Kalijaga dalam berdakwah selalu berkeliling dari daerah satu ke daerah lainnya. Isi yang disampaikan sangat intelektual dan nyata. Sehingga banyak masyarakat yang simpati terhadap Sunan Kalijaga. Karena jasanya dalam berdakwah, Suna Kalijaga diberi hadiah oleh Raden Fatah sebagai penguasa Kesultanan Demak Bintoro, berupa sebidang tanah di sebelah tenggara Demak. Tanah tersebut merupakan desa perdikan (desa yang dibebaskan pajak oleh sultan).

    Jabatan yang diberikan kepadanya adalah juru dakwah kerajaan. Sunan Kalijaga sangat berjasa dalam perkembangan wayang purwa atau wayang kulit yang bercorak Islami seperti sekarang ini. Dia mengarang aneka cerita wayang secara Islami, terutama berkaitan dengan etika atau adab. Berdakwah melalui pertunjukkan wayang kulit inilah, masyarakat banyak yang tertarik dan masuk Islam. Sunan Kalijaga wafat pada pertengahan abad ke-15, dimakamkan di Kadilangu, Demak.

    h. Sunan Kudus

    Nama kecilnya Jafar Sadiq dengan panggilan Raden Undung atau Raden Amir Haji karena jasanya memimpin rombongan haji ke Mekah. Ayahnya bernama Raden Usman Haji yang menyiarkan Islam ke daerah Jipang, Panolan, dan Blora. Menurut silsilah, Sunan Kudus masih keturunan Nabi Muhammad Saw. Ilmunya cukup tinggi dan ahli dalam ilmu fiqih, tauhid, hadis, tafsir, serta mantiq (logika atau filsafat). Karena itulah ia mendapat julukan sebagai Wali al-‘ilmi (orang yang ilmunya luas). Sunan Kudus sangat berambisi menggulingkan Majapahit secara militer, ialah yang sangat menentang ajaran Syekh Siti Jenar yang cendering mistik; memiliki murid kesayangan yang bernama Arya Penangsang dari Jipang; namun ia sangat membenci Sunan Prawoto dari Demak. Sunan Kudus dikenal juga sebagai panglima perang Kesultanan Demak, Bintoro yang tangguh dan dipercaya untuk mengendalikan pemerintahan di daerah Kudus, sehingga ia menjadi pemimpin pemerintahan sekaligus pemimpin agama di daerah tersebut.

    i. Sunan Gunung Jati

    Nama lainnya adalah Syekh Nuruddin Ibrahim atau Syarif Hidayatullah, berasal dari Pasai, Aceh, lalu berkedudukan di Gunung Jati, Banten dan kemudian Cirebon untuk membentuk dinasti Islam di kedua tempat tersebut; ia menikahi saudara perempuan Sultan Tranggana. Menurut sumber lokal, nama kecilnya adalah Syarif Hidayatullah yang merupakan cucu Raja Pajajaran, Prabu Siliwangi. Dari perkawinan Prabu Siliwangi dengan Nyai Subang Larang, lahir dua putra dan satu putri yaitu Raden Walangsungsang, Nyai Lara Santang, dan Raja Senggara. Setelah ibunya wafat Raden Walangsungsang meninggalkan keraton untuk belajar Agama Islam pada Syekh Datu Kahfi atau Syekh Nurul Jati di Gunung Ngamparan Jati. Dan adik perempuannya Nyai Lara Santang menyusul belajar agama di tempat yang sama. Setelah tiga tahun menimba ilmu, keduanya menunaikan ibadah haji. Di Mekah, Nyai Lara Santang mendapat jodoh yaitu Maulana Sultan Mahmud (Syarif Abdullah), bangsawan Arab dari Bani Hasyim.

    Walangsungsang setelah ibadah haji kembali ke Jawa dan menjadi guru di Labuhan, Pasambangan, Cirebon. Sementara itu Nyai Lara Santang melahirkan anak, diberi nama Syarif Hidayatullah. Setelah dewasa Hidayatullah memilih berdakwah di Pulau Jawa. Ia kemudian bersilaturahim kepada Walangsungsang yang bergelar Cakrabuana. Setelah pamannya wafat, Hidayatullah melanjutkan perjuangan pamannya menyebarkan Islam di Cirebon dan Cirebon menjadi Kesultanan Islam yang bebas dari Pajajaran. Dari Cirebon ia kemudian menyiarkan agama Islam ke daerah-daerah Jawa Barat yang belum memeluk agama Islam, seperti Majalengka, Kuningan, Kawali (Galuh), Sunda Kelapa, dan Banten. Di Banten ia mendirikan kerajaan tahun 1525. Ketika kembali ke Cirebon, Kesultanan Banten diserahkan kepada putranya, Maulana Hasanuddin yang kemudian menurunkan raja-raja Banten.

    Di tangan raja-raja Banten inilah kerajaan Hindu Pajajaran dapat dikalahkan dan rakyatnya memeluk Islam. Bahkan, Syarif Hidayatullah menggerakkan penyerangan ke Sunda Kelapa. Penyerangan itu dipimpin Faletehan (Fatahillah), panglima angkatan perang Demak. Fatahillah kemudian menjadi menantu Syarif Hidayatullah. Syarif Hidayatullah wafat tahun 1570 dimakamkan di daerah Gunung Jati, desa Astana, Cirebon. Maka ia dikenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati.

    j. Para Wali Lainnya

    Para wali memegang peranan yang besar dalam penyebaran Islam di Jawa. Dengan kesabaran dan kearifan, agama Islam disampaikan kepada masyarakat hingga diterima dan cepat berkembang di Jawa. Di samping Wali Sanga, banyak wali lainnya ikut andil dalam pengembangan Islam di Jawa, meski sebagian dibunuh dan tidak diakui oleh Wali Sanga, seperti:

    (1) Syekh Subakir;

    (2) Sunan Bayat atau Tembayat;

    (3) Sunan Geseng;

    (4) Syekh Mojoagung;

    (5) Syekh Siti Jenar;

    (6) Maulana Ishak dari Pasai, Aceh, mengislamkan rakyat Blambangan (Pasuruan dan sekitarnya) di Jawa Timur bagian timur;

    (7) Syekh Jangkung; pernah berniat mendirikan masjid tanpa izin dan oleh Sunan Kudus akan dihukum mati namun diselamatkan oleh Sunan Kalijaga;

    (8) Syekh Maulana; berasal dari Krasak-Malang, dekat Kalinyamat, murid Sunan Gunung Jati; karena pernah mempermalukan dalam perdebatan tentang ilmu mistik ia dibunuh atas perintah Sunan Kudus.

    Dari Pulau Jawa, Islam lalu berkembang ke wilayah-wilayah lain di Indonesia. Islamisasi ke Kalimantan dilakukan oleh para ulama utusan Demak. Sedangkan Islam di Maluku, Ternate, dan

    Tidore disebarkan oleh Sultan Ternate, Zainal Abidin, setelah belajar ke Giri, Jawa Timur. Makassar diislamkan oleh para mubalig dari Sumatera dan Malaka (Malaysia). Kemudian, orang Makassar mengislamkan orang Lombok dan Sumbawa di Nusa Tenggara Barat antara tahun 1540-1550. Sementara itu, penduduk Flores di Nusa Tenggara Timur diislamkan oleh orang Bugis.

    Agama Islam masuk ke Nusantara dengan jalur berlainan. Seperti di luar Jawa yakni Sulawesi, penyebar agama Islam di Sulawesi bernama Dato’ri Bandang. Di Kutai, Kalimantan Timur penyebar agama Islam adalah Dato Bandang dan Tuang Tunggang. Peran seorang penghulu di Demak tidak kalah pentingnya dalam penyebaran agama Islam, melalui pengajaran kepada Sultan Suryanullah. Dan masih banyak lagi tokoh yang berperan syiar Islam ke seluruh Nusantara. Proses islamisasi di Nusantara dapat dikatakan relatif mudah. Hubungan secara tidak langsung antara pedagang muslim antara lain, para mubaligh, ustadz, ahli-ahli tasawuf telah menerapkan ajarannya melalui kesepakatan perdagangan yang tidak berbelitbelit. Golongan penerima Islam juga melakukan tindakan yang lama, yakni menyebar ajarannya pada masyarakat sekitarnya. Bahkan jika ia seorang bangsawan atau pejabat keraton akan lebih memperlancar jalannya penyebaran tersebut. Berdirinya tempat peribadatan seperti langgar, masjid, majelis taklim, dan sebagainya digunakan juga sebagai syiar agama Islam.

    Seni juga menjadi salah satu saluran proses islamisasi di Nusantara. Cabang-cabang seni yang lebih mudah penyentuh hati masyarakat sekitar adalah seni bangun, seni pahat, seni ukir, seni qasidah, dan sebagainya. Bukti-bukti perkembangannya adalah bangunan Masjid Agung, Demak, Cirebon, Bantem, Banda Aceh yang kemudian menjadi pusat kegiatan syiar Islam ke daerahnya. Di Keraton Cirebon juga kita temukan seni ukir yang bercorak Islami yaitu ukiran lafal ayat-ayat Al Qur’an.

    Dakwah Transformatif: Mengantar Da’i sebagai Pendamping Masyarakat

    Oleh Khamami Zada

    Islam sebagai agama yang menyebar ke seluruh penjuru dunia tampil secara kreatif berdialog dengan masyarakat setempat (lokal), berada dalam posisi yang menerima kebudayaan lokal, sekaligus memodifikasinya menjadi budaya baru yang dapat diterima oleh masyarakat setempat dan masih berada di dalam jalur Islam. Karena itu, Islam telah mengubah kehidupan sosio-budaya dan tradisi keruhanian masyarakat Indonesia. Kedatangan Islam merupakan pencerahan bagi kawasan Asia Tenggara, khususnya Indonesia, karena Islam sangat mendukung intelektualisme yang tidak terlihat pada masa Hindu-Budha.

    Islam masuk ke Indonesia melalui jalan dakwah yang panjang yang dilakukan oleh para juru dakwah dari bebeberapa negara, seperti bangsa Arab dan Gujarat. Dakwah Islam yang dilakukan para juru dakwah di masa awal-awal Islam masuk ke Indonesia berhasil menaklukkan hati masyarakat Indonesia yang waktu itu menganut agama kepercayaan, Hindu dan Budha. Keberhasilan para juru dakwah di abad ke-16-17 itu lebih banyak disebabkan oleh cara dakwah mereka yang menunjukkkan hubungan yang dialogis, akomodatif, dan adaptif terhadap masyarakat setempat. Inilah yang kemudian menyebabkan Islam mudah diterima oleh masyarakat Indonesia.

    Para juru dakwah ketika itu memainkan penting sebagai penyebar agama hingga pengayom masyarakat. Sehingga hubungan antara juru dakwah dengan masyarakatnya sangat dekat, tanpa sekat yang menjauhkan antara keduanya. Hal inilah yang ditunjukkan oleh gerakan dakwah yang dilakukan Walisongo dengan memasukkan unsur-unsur Islam ke dalam budaya lokal untuk menarik simpati dari masyarakat. Walisongo menyebarkan Islam di Indonesia tidak dengan menggunakan pendekatan halal-haram, melainkan memberikan spirit dalam setiap upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat. Sehingga Islam kemudian bercampur dengan kebiasaan-kebiasaan dan adat istiadat masyarakat secara substansial. Tak pelak lagi, kondisi inilah yang kemuduian memudahkan penyebaran Islam ke segala dimensi kehidupan masyarakat.

    Dalam sejarah memang, juru dakwah pada awalnya menjadi cultural broker atau makelar budaya (Clifford Geertz). Bahkan, berdasarkan penelitiannya di Garut, Hiroko Horikoshi (1987) memberi penegasan, bahwa peran kyai sekaligus sebagai juru dakwah tidak sekadar sebagai makelar budaya, tetapi sebagai kekuatan perantara (intermediary forces), sekaligus sebagai agen yang mampu menyeleksi dan mengarahkan nilai-nilai budaya yang akan memberdayakan masyarakat. Fungsi mediator ini dapat juga diperankan untuk membentengi titik-titik rawan dalam jalinan yang menghubungkan sistem lokal dengan keseluruhan sistem yang lebih luas (Wolf, 1956), dan sering bertindak sebagai penyanggga atau penengah antara kelompok-kelompok yang saling bertentangan, menjaga terpeliharanya daya pendorong dinamika masyarakat yang diperlukan (Wolf, 1956).

    Berdasarkan fungsi ini, para juru dakwah memiliki basis yang kuat untuk memerankan sebagai mediasi bagi perubahan sosial melaui aktivitas pemberdayaan (umat), seperti advokasi terhadap pelanggaran hak-hak rakyat oleh negara. Contoh yang paling konkret adalah ketika KH. Basith mengadvokasi petani tembakau di Guluk-Guluk Madura. KH. Basith sebagai kyai dan juru dakwah mampu memainkan peran ganda; sebagai ahli agama sekaligus sebagai pendamping masyarakat yang sedang mengalami problem sosial. Ini adalah bentuk dari peran juru dakwah sebagai agen perubahan sosial.

    Peran ganda juru dakwah; sebagai ahli agama dan pendamping masyarakat sesungguhnya merupakan wujud dari pemahaman Islam yang sempurna (Islam Kaffah). Sebab, selama ini para juru dakwah lebih banyak difokuskan pada peran penyebaran Islam ke masyarakat. Hal ini disebabkan oleh pemahaman Islam yang seringkali dipahami hanya sebagai persoalan ibadah saja, yang pemaknaannya masih terbatas pada pola hubungan hamba dengan Tuhan (vertikal). Sehingga penyebaran dakwah yang terjadi di masyarakat lebih banyak menyoroti persoalan ibadah kepada Allah SWT secara ekslusif, tanpa memaknainya secara luas. Padahal, Islam memiliki spirit pembebasan, yang meniscayakan pola hubungan yang tidak saja vertikal kepada Tuhan, tetapi juga pola hubungan yang horisontal terhadap sesama manusia. Sehingga Islam sebagai agama memiliki tanggung jawab sosial agar masyarakat memiliki perilaku sosial yang bertanggungjawab, transparan, dan berkeadilan.

    Islam sebagai agama yang membebaskan semestinya mampu menjawab problem-problem kemanusiaan, seperti ketidakadilan, penindasan, kewenang-wenangan, dan kemiskinan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Sehingga Islam tidak kehilangan orientasi horisontalnya dalam menjaga hubungan dengan sesama manusia. Belum lagi problem sosial tentang maraknya praktik korupsi yang terjadi di masyarakat dan sistem penyelenggaraan negara (birokrasi). Islam yang hanya memiliki orientasi vertikal merupakan karakter Islam yang ekslusif dan tidak memiliki semangat perubahan. Padahal, sejak dari awal, Islam didakwahkan memiliki orientasi kemanusiaan yang sangat kuat agar terjadi keseimbangan sosial dalam masyarakat.

    Apa Itu Dakwah Transformatif

    Dakwah transformatif merupakan model dakwah, yang tidak hanya mengandalkan dakwah verbal (konvensional) untuk memberikan materi-materi agama kepada masyarakat, yang memposisikan da’i sebagai penyebar pesan-pesan keagamaan, tetapi menginternalisasikan pesan-pesan keagamaan ke dalam kehidupan riil masyarakat dengan cara melakukan pendampingan masyarakat secara langsung. Dengan demikian, dakwah tidak hanya untuk memperkukuh aspek relijiusitas masyarakat, melainkan juga memperkukuh basis sosial untuk mewujudkan transformasi sosial. Dengan dakwah transformatif, da’i diharapkan memiliki fungsi ganda, yakni melakukan aktivitas penyebaran materi keagamaan dan melakukan pendampingan masyarakat untuk isu-isu korupsi, lingkungan hidup, penggusuran, hak-hak perempuan, konflik antaragama, dan problem kemanusiaan lainnya.

    Ada lima (5) indikator yang mesti melekat dalam dakwah transformatif. Pertama, dari aspek materi dakwah; ada perubahan yang berarti; dari materi ubudiyah ke materi sosial. Dalam konteks ini, para juru dakwah sudah mulai menambah materi dakwahnya pada isu-isu sosial, seperti korupsi, kemiskinan, dan penindasan. Sehingga para juru dakwah tidak lagi hanya berkutat pada materi ukhrowi. Dari aspek materi juga ada perubahan dari materi dakwah yang ekslusif ke inklusif. Para juru dakwah tidak lagi menyampaikan materi dakwah yang memojokkan atau memusuhi non-Muslim. Kecenderungan selama ini para juru dakwah sering menyampaikan dakwah yang bernada permusuhan terhadap agama lain. Padahal cara ini justru mmbuat masyarakat ikut memusuhi agama lain hanya karena agamanya yang berbeda. Oleh karena itu, materi dakwah yang inklusif mesti menjadi kata kunci dalam dakwah transformatif.

    Kedua, dari aspek metodologi terjadi perubahan; dari model monolog ke dialog. Para juru dakwah sudah berubah cara penyampaian dakwahnya, tidak lagi menggunakan pendekatan monolog, melainkan sudah melakukan dialog langsung dengan jama’ah. Sehingga problem yang dihadapi masyarakat dapat langsung dicarikan solusinya oleh juru dakwah dengan kemampuan yang dimilikinya. Dakwah yang menggunakan pendekatan monolog cenderung melakukan indoktrinasi kepada jamaah. Padahal, Islam tidak hanya indoktrinasi, melainkan juga pencerahan terhadap jamaah.

    Ketiga, menggunakan institusi yang bisa diajak bersama dalam aksi. Para juru dakwah mesti menggunakan institusi sebagai basis gerakan agar apa yang dilakukannya mendapatkan legitimasi yang lebih kuat. Jaringan dan sumber daya tidak hanya milik sendiri, melainkan juga ada pada orang lain, karena itu, institusi menjadi sesuatu yang penting untuk menjadi basis dari gerakan sosial. Itu sebabnya, agar para juru dakwah lebih mudah melakukan pendampingan masyarakat, mereka perlu menggunakan institusi yang kuat.

    Keempat, ada wujud keberpihakan pada mustad’afin. Para juru dakwah terketuk hatinya untuk melakukan usaha-usaha sosial untuk kepentingan kaum tertindas di daerahnya semisal kasus penggusuran tanah, pencemaran lingkungan, penggusuran nelayan dan petani. Rasa empati sosial merupakan prasyarat bagi juru dakwah yang menggunakan pendekatan transformatif.

    Kelima, para juru dakwah melakukan advokasi dan pengorganisasian masyarakat terhadap suatu kasus yang terjadi di daerahnya agar nasib para petani, nelayan, buruh, dan kaum tertindas lainnya didampingi. Inilah puncak dari para juru dakwah yang menggunakan pendekatan transformatif. Hasil akhir dari dakwah transformatif adalah mencetak para juru dakwah yang mampu melakukan pendampingan terhadap problem-problem sosial yang dihadapi masyaraat.

    Dalam konteks inilah, penyebaran dakwah di masyarakat mesti dilandasai oleh visi yang benar tentang perdamaian, kesalehan sosial, dan sesuai dengan cita-cita agama yang mendorong pada perubahan ekspresi beragama yang inklusif dan toleran. Di sinilah, para aktivis dakwah (daí) memiliki peranan yang strategis dalam merubah pandangan keagamaan masyarakat. Sebab, pemahaman keagamaan masyarakat biasanya sangat dipengaruhi oleh para juru dakwah (ustadz, daí, kyai). Pada gilirannya, dengan kemampuan strategi dakwah yang memadai dan pemahaman keagamaan yang luas (komprehensif), masyarakat sebagai objek dakwah akan berubah cara pandang keagamaannya. Pada titik selanjutnya, wajah Islam di Indonesia akan kembali seperti pada zaman awal Islam masuk ke Indonesia; berwajah damai dan akomodatif terhadap perubahan yang terjadi di masyarakat

    Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia

    Agama dan kebudayaan Islam mengalami perkembangan yang cukup pesat di wilayah Indonesia. Perkembangan ini berawal dari masyarakat indonesia yang berada di daerah pesisir pantai dari daerah pesisir pantai inilah, agama dan kebudayaan Islam dikembangkan ke daerah pedalaman oleh para ulama. Perkembangan di daerah pedalaman ini ditujukan kepada kelangan istanan yaitu raja, keluarga raja dan kaum bangsawan. Apabila raja dan kaum bangsawan telah masuk islam, maka rakyat sangat patuh dan taat terhadap perintah-perintah rajanya.

    Berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan di Indonesia, para ahli menafsirkan bahwa agama dan kebudayaan islam diperkirakan masuk ke Indonesia pada sekitar abad ke 7 M, yaitu pada masa kekuasaan kerajaan Sriwijaya. Penafsiran para ahli ini diperkuat dengan berita-berita pada masa itu telah terdapat pedagang-pedagang Arab yang melakukan aktifitas perdagangan di Kerajaan Sriwjaya, bahkan mereka telah memiliki perkampungan tempat tinggal sementara dipusat Kerajaan Sriwijaya.

    Pendapat lain membuktikan bahwa agama dan kebudayaan Islam masuk ke wilayah Indonesia dibawa oleh para pedagang Islam dari Gujarat (India). Hal ini dilihat dari penemuan unsur-unsur Islam di Indonesia yang memiliki persamaan dengan India seperti batu nisan yang dibuat oleh orang-orang kambay, Gujarat. Berdasarkan bukti-bukti ini para ahli membuat sebuah kesimpulan bahwa agama dan kebudayaan Islam telah masuk ke Indonesia pada abad ke 7 M dibawa para pedagang dari Arab. Persia dan India (Gujarat) dan berkembang secara nyata sekitar abad ke 13 M.

    Masuk dan berkembangnya pengaruh agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia diperkuat oleh beberapa sumber berita sejarah, baik yang berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri sumber-sumber berita itu diantaranya sebagai berikut :

    ? Berita Arab
    Berita ini diketahui melalui para padagang Arab yang telah melakukan aktifitas dalam bidang perdagangan dengan bangsa Indonesia pada masa perkembangan Kerajaan Sriwijaya (abad ke 7 M) sebagai Kerajaan maritim yang menguasai jalur pelayanan perdagangan di wilayah Indonesia bagian barat termasuk Selat Malaka. Kegiatan para pedagang Arab di kerajaan Sriwijaya dibuktikan dengan adanya sebutan para pedagang Arab untuk Kerajaan Sriwijaya, yaitu Zabag, Zabay atau Sribusa.

    ? Berita Eropa
    Berita ini datangnya dari Marcopolo, ia adalah orang eropa yang pertama kali menginjakkan kakinya di wilayah Indonesia, ketika ia kembali dari Cina menuju Eropa melalui jalan laut. Ia mendapat tugas dari kaisar cina untuk mengantarkan putrinya yang dipersembahkan kepada kaisar Romawi. Dalam perjalanannya itu ia singgah di Sumatra bagian Utara. Di daerah ini ia telah menemukan adanya Kerajaan Islam, yaitu Kerajaan samudera dengan ibu kotanya Pasai.

    ? Berita India
    Dalam berita ini disebutkan bahwa para pedagang India dari Gujarat mempunyai peranan yang sangat penting didalam penyebaran agama dan kebudayaan Islam di Indonesia, terutama kepada masyarakat yang terletak di daerah pesisir pantai.

    ? Berita Cina
    Berita ini berhasil diketahui melalui catatan dari Ma-Huan seorang penulis yang mengikuti perjalanan Laksamana Cheng-ho ia menyatakan melalui tulisannya bahwa sejak kira-kira tahun 1400 telah ada saudagar-saudagar Islam yang bertempat tinggal dipantai utara Pulau Jawa.

    ? Sumber-sumber dari dalam Negeri, Sumber-sumber ini diperkuat dengan penemuan-penemuan seperti :
    � Penemuan sebuah batu di Leran (dekat Gresik). Batu bersirat itu menggunakan huruf dan bahasa Arab. Batu itu memuat keterangan tentang meninggalnya seorang perempuan yang bernama Fatimah binti Ma�mun (1028).
    � Makam Sultan Malikul Saleh di Sumatera Utara yang meninggal pada bulan Ramadhan tahun 676 M atau tahun 1297 M.
    � Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim di Gresik yang wafat tahun 1419. Jerat makam didatangkan dari Gujarat dan berisi tulisan Arab.

    Saluran Penyebaran Islam

    ? Perdagangan
    Sejak abad ke 7 M para pedagang Islam dari Arab, Persia dan India telah ikut ambil bagian dalam kegiatan perdagangan di Indonesia. Di samping berdagangan, para pedagang Islam dapat menyampaikan dan mengajarkan agama dan budaya Islam kepada orang lain termasuk masyarakat Indonesia.

    ? Perkawinan
    Para pedagang Islam yang melakukan kegiatan perdagangan dalam waktu yang cukup lama. Keadaan ini dapat mempererat hubungan mereka dengan penduduk pribumi atau dengan kaum bangsawan pribumi. Jalinan hubungan yang baik ini terkadang diteruskan dengan adanya perkawinan antara putri kaum pribumi dengan para pedagang islam.

    ? Politik
    Pengaruh kekuasaan seorang raja sangat besar peranannya dalam proses Islamisasi. Ketika seorang raja memeluk agama Islam maka rakyat juga akan mengikuti jejak rajanya. Setelah tersosialisasinya agama islam, maka kepentingan politik dilakukan melalui perluasan wilayah kerajaan, yang diikuti pula dengan penyebaran agama Islam. Contohnya, Sultan Demak mengirimkan pasukannya untuk menduduki wilayah Jawa Barat dan memerintahkanuntuk menyebarkan agama Islam. Pasukan itu dipimpin oleh Fatahillah

    ? Pendidikan
    Para ulama, guru-guru, ataupun para Kyai juga memiliki peranan yang cukup penting dalam penyebarkan agama dan budaya Islam. Meraka menyebarkan agama Islam melalui bidang pendidikan, yaitu dengan mendirikan pondok-pondok pesantren.

    ? Kesenian
    Saluran kesenian dapat dilakukan dengan mengadakan pertunjukkan seni gamelan seperti yang terjadi di Yogyakarta, Solo, Cirebon, dan lain-lain. Seni gamelan ini dapat mengundang masyarakat untuk berkumpul dan selanjutnya dilaksankan dakwah-dakwah keagamaan. Disamping seni gamelan juga terdapat seni wayang. Melalui cerita-cerita wayang itu para ulama menyisipkan ajaran agama Islam .Contohnya:Sunan Kalijaga memanfatkan seni wayang untuk proses Islamisasi.

    ? Tasawuf
    Para ahli tasawwuf hidup dalam kesederhanaan, mereka selalu berusaha untuk menghayati kehidupan masyarakatnya dan hidup bersama ditengah-tengah masyarakatnya. Para ahli tasawwuf ini biasanya memiliki keahlian yang dapat membantu kehidupan masyarakat, diantaranya ahli dalam menyembuhkan penyakit. Penyebaran agama-agama islam yang mereka lakukan disesuaikan dengan kondisi, dalam pikiran, dan budaya masyarakat pada masa itu, sehingga ajaran-ajaran Islam dapat mudah diterima oleh masyarakat. Contoh ahli tasawwuf antara lain Hamzah Fansuri di Aceh dan Sunan Panggung di Jawa.

    Melalui berbagai saluran diatas, Islam dapt diterima dan berkembang pesat sejak sekitar abad ke 13 M. Alasanya adalah sebagai berikut .
    � Islam bersifat terbuka.
    � Penyebaran islam dilakukan secara damai.
    � Islam tidak membedakan kedudukan seseorang dalam masyarakat.
    � Upacara-upacara dalam agama Islam dilakukan dengan sangat sederhana.
    � Ajaran Islam berupaya untuk menciptakan kesejahteraan kehidupan masyarakat dengan adanya kewajiban zakat bagi yang memiliki harta.

    Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

     
    Powered by Blogger