free counters
gravatar

Muhammad Rachman

Muhammad Rachman

Rachman

Muhammad Rachman (terlahir sebagai Mohammad Rachman Sawaludin bin Suhaimat di Merauke, Papua pada 23 Desember 1971) adalah seorang petinju asal Indonesia. Ia adalah mantan juara dunia kelas terbang mini 47,6 kilogram versi IBF.


Kehidupan awal

Rachman adalah anak ketiga dari sembilan bersaudara dari pasangan H. Suhaimat (ayah, seorang PNS di Merauke) dan Siti Maryam (ibu, petani di Merauke). Semasa kecil, Rachman adalah seorang anak yang bandel. Berkelahi, tidur di jalan, menggelandang di pasar, bahkan pengalaman dipenjara sudah bukan hal asing bagi Rachman saat itu. Kemudian, suatu saat dia berpikir, kenapa kenakalannya tersebut tidak disalurkan lewat olahraga tinju.

Karier

Awal karier

Rachman kemudian memutuskan bergabung dengan sebuah sasana tinju amatir di Merauke saat dia kelas 1 SMP (sekitar usia 13 tahun). Namun sampai lulus SMEA pada usia 19 tahun, Rachman hanya melulu berlatih, tanpa pernah sekalipun bertanding.

Akhirnya Rachman membulatkan tekad untuk berkelana ke tanah Jawa, dan dia "terdampar" di kota Surabaya (tahun 1991). Di kota Pahlawan itu, Rachman mencoba bergabung dengan sasana Pirih milik pelatih dan promotor tinju Eddy Pirih. Karena usianya sudah menginjak 20 tahun, dan dianggap terlambat untuk memulai karier di tinju, Eddy Pirih menolak Rachman bergabung di sasananya. Namun Rachman tidak putus asa, dan akhirnya ia diberi kesempatan sparring dengan para petinju dari Sasana Pirih. Melihat kemampuan, bakat dan minat Rachman yang sangat besar terhadap tinju, akhirnya dia diterima berlatih di Sasana Pirih.

Pada tahun 1993 M. Rachman mengawali karier di tinju profesional, tanpa sekalipun bertanding di jenjang amatir, saat dia menang angka 4 ronde atas Muhammad Daud.

Juara Nasional & Internasional

Pada tahun 1991, Rachman berhasil meraih gelar juara nasional kelas terbang mini, saat memukul KO juara bertahan Muhammad Sadik. Kemenangan demi kemenangan diraih Rachman, sampai akhirnya promotor kenamaan saat itu, Aseng, menandingkannya di tingkat internasional melawan petinju Filipina, Roger Mananquil. Rachman berhasil memukul KO Mananquil pada ronde 8 dan merebut gelar juara IBF Intercontinental (level Asia Pasifik) pada tahun 2000.

Juara Dunia

Setelah lebih dari 10 tahun berkecimpung di dunia tinju pro, Rachman berhasil merebut gelar juara dunia IBF kelas terbang mini, saat dia berhasil menundukkan petinju lincah dari Kolombia, Daniel Reyes (14 September 2004). Rachman tercatat sudah memperahankan gelarnya melawan Fahlan Sakreerin (Thailand) dengan technical draw pada 5 April 2005, dan menang KO ronde 6 atas Omar Soto (Meksiko) pada 6 Mei 2006.

Pada 23 Desember 2006, Rachman kembali mempertahankan gelar dengan manis, saat memukul KO petinju Filipina Benjie Sorolla pada ronde ke-6. Sebuah kado manis tepat pada hari] Kekalahan

Gelar tersebut kemudian akhirnya lepas saat Rachman dikalahkan dengan angka oleh petinju Filipina lainnya, Florante Condes yang berjuluk Little Pacquiao, pada 7 Juli 2007 di Studio IV RCTI, Jakarta. Rachman yang mengaku kehilangan konsentrasi akibat mangkirnya promotor Albert Reinhard Papilaya, sempat tersungkur dua kali (knockdown) pada ronde 3 dan 10 terkena pukulan keras Condes. Pertarungan Condes vs Rachman akhirnya dipromotori oleh Ndondo Sugiarto yang mengambil alih Papilaya.

Pertandingan berikut

Rachman akan mencoba menantang juara dunia kelas terbang mini versi WBC asal Thailand, Oleydong Sithsamerchai, pada bulan Mei 2009 di Thailand. Tanggal dan tempat pertandingan belum dapat dipastikan karena alasan situasi politik di Thailand.

Lain-lain

Pasca kemenangan melawan Omar Soto pada tahun 2005, Rachman memperoleh bea siswa dari Universitas Putra Bangsa di kota kediamannya, Blitar. Dia tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Hukum.

Selain itu, Rachman juga memiliki pendapatan sampingan sebagai peternak ayam petelur, di samping usaha kepromotoran yang dirintisnya.

Saat ini, Rachman juga sedang mengembangkan Sasana Merah Putih, sebuah sasana tinju yang didirikan di Blitar. Cikal bakal sasana ini adalah dari garasi mobil di rumahnya yang didwifungsikan sebagai sebuah sasana tinju.

http://kreasiprestasiindonesia.blogspot.com/. Diberdayakan oleh Blogger.

1000x60 Ads

1000x15 Ads

Flickr

Featured Content

Jumat, 16 Juli 2010

Muhammad Rachman

Muhammad Rachman

Rachman

Muhammad Rachman (terlahir sebagai Mohammad Rachman Sawaludin bin Suhaimat di Merauke, Papua pada 23 Desember 1971) adalah seorang petinju asal Indonesia. Ia adalah mantan juara dunia kelas terbang mini 47,6 kilogram versi IBF.


Kehidupan awal

Rachman adalah anak ketiga dari sembilan bersaudara dari pasangan H. Suhaimat (ayah, seorang PNS di Merauke) dan Siti Maryam (ibu, petani di Merauke). Semasa kecil, Rachman adalah seorang anak yang bandel. Berkelahi, tidur di jalan, menggelandang di pasar, bahkan pengalaman dipenjara sudah bukan hal asing bagi Rachman saat itu. Kemudian, suatu saat dia berpikir, kenapa kenakalannya tersebut tidak disalurkan lewat olahraga tinju.

Karier

Awal karier

Rachman kemudian memutuskan bergabung dengan sebuah sasana tinju amatir di Merauke saat dia kelas 1 SMP (sekitar usia 13 tahun). Namun sampai lulus SMEA pada usia 19 tahun, Rachman hanya melulu berlatih, tanpa pernah sekalipun bertanding.

Akhirnya Rachman membulatkan tekad untuk berkelana ke tanah Jawa, dan dia "terdampar" di kota Surabaya (tahun 1991). Di kota Pahlawan itu, Rachman mencoba bergabung dengan sasana Pirih milik pelatih dan promotor tinju Eddy Pirih. Karena usianya sudah menginjak 20 tahun, dan dianggap terlambat untuk memulai karier di tinju, Eddy Pirih menolak Rachman bergabung di sasananya. Namun Rachman tidak putus asa, dan akhirnya ia diberi kesempatan sparring dengan para petinju dari Sasana Pirih. Melihat kemampuan, bakat dan minat Rachman yang sangat besar terhadap tinju, akhirnya dia diterima berlatih di Sasana Pirih.

Pada tahun 1993 M. Rachman mengawali karier di tinju profesional, tanpa sekalipun bertanding di jenjang amatir, saat dia menang angka 4 ronde atas Muhammad Daud.

Juara Nasional & Internasional

Pada tahun 1991, Rachman berhasil meraih gelar juara nasional kelas terbang mini, saat memukul KO juara bertahan Muhammad Sadik. Kemenangan demi kemenangan diraih Rachman, sampai akhirnya promotor kenamaan saat itu, Aseng, menandingkannya di tingkat internasional melawan petinju Filipina, Roger Mananquil. Rachman berhasil memukul KO Mananquil pada ronde 8 dan merebut gelar juara IBF Intercontinental (level Asia Pasifik) pada tahun 2000.

Juara Dunia

Setelah lebih dari 10 tahun berkecimpung di dunia tinju pro, Rachman berhasil merebut gelar juara dunia IBF kelas terbang mini, saat dia berhasil menundukkan petinju lincah dari Kolombia, Daniel Reyes (14 September 2004). Rachman tercatat sudah memperahankan gelarnya melawan Fahlan Sakreerin (Thailand) dengan technical draw pada 5 April 2005, dan menang KO ronde 6 atas Omar Soto (Meksiko) pada 6 Mei 2006.

Pada 23 Desember 2006, Rachman kembali mempertahankan gelar dengan manis, saat memukul KO petinju Filipina Benjie Sorolla pada ronde ke-6. Sebuah kado manis tepat pada hari] Kekalahan

Gelar tersebut kemudian akhirnya lepas saat Rachman dikalahkan dengan angka oleh petinju Filipina lainnya, Florante Condes yang berjuluk Little Pacquiao, pada 7 Juli 2007 di Studio IV RCTI, Jakarta. Rachman yang mengaku kehilangan konsentrasi akibat mangkirnya promotor Albert Reinhard Papilaya, sempat tersungkur dua kali (knockdown) pada ronde 3 dan 10 terkena pukulan keras Condes. Pertarungan Condes vs Rachman akhirnya dipromotori oleh Ndondo Sugiarto yang mengambil alih Papilaya.

Pertandingan berikut

Rachman akan mencoba menantang juara dunia kelas terbang mini versi WBC asal Thailand, Oleydong Sithsamerchai, pada bulan Mei 2009 di Thailand. Tanggal dan tempat pertandingan belum dapat dipastikan karena alasan situasi politik di Thailand.

Lain-lain

Pasca kemenangan melawan Omar Soto pada tahun 2005, Rachman memperoleh bea siswa dari Universitas Putra Bangsa di kota kediamannya, Blitar. Dia tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Hukum.

Selain itu, Rachman juga memiliki pendapatan sampingan sebagai peternak ayam petelur, di samping usaha kepromotoran yang dirintisnya.

Saat ini, Rachman juga sedang mengembangkan Sasana Merah Putih, sebuah sasana tinju yang didirikan di Blitar. Cikal bakal sasana ini adalah dari garasi mobil di rumahnya yang didwifungsikan sebagai sebuah sasana tinju.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger